Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan Outsourcing Nakal Potong Gaji Tenaga Kerja

Kompas.com - 01/07/2014, 14:59 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Bisnis Alih Daya Indonesia (ABADI) menyatakan, praktik-praktik outsourcing banyak yang diselewengkan oleh perusahaan yang bergerak di bidang ini. Bahkan, ada perusahaan outsourcing yang bandel melakukan penekanan dan pemotongan gaji tenaga kerja.

"Ada beberapa perusahaan outsourcing yang bandel melakukan penekanan terhadap tenaga kerja. Misalnya kalau dia digaji Rp 1 juta dia mau nggak nih kalau Rp 900.000 karena banyak yang antre. Jadi ada potong-potong," ujar Ketua Umum ABADI, Wisnu Wibowo di Jakarta, Selasa (1/6/2014).

Wisnu menjelaskan, temuan perusahaan outsourcing yang melakukan pemotongan pendapatan kepada tenaga kerja tersebut berdasarkan hasil riset yang dilakukan ABADI dibeberapa perusahaan outsourcing. Penyebabnya tidak lain adalah masih seringnya perusahaan mempekerjakan tenaga kerja yang tidak memiliki skill sehingga terjadi penumpukan pencari kerja.

"Contohnya upahnya Rp 1 juta per bulan, lalu ada kesepakatan management fee 10 persen, yang merupakan biaya untuk pengelolaan tenaga kerja yang ada di sana berikut keuntungan perusahaan sehingga Rp 1 juta itu seharusnya terkirim seluruhnya ke tenaga kerja. Tetapi karena ada suplay demand dan banyak memperkejakan unskill maka ini yang cukup banyak," katanya.

Terjadinya penumpukan pencari kerja tersebut membuat beberapa oknum mengambil keuntungan dengan melakukan pungutan yang sebenarnya tidak ada dalam kontrak kerja. Sayangnya, pungutan-pungutan yang dilakukan oleh oknum perusahaan outsourcing tidak ditindak secara tegas sehingga praktik-praktik seperti ini terus menjamur.

"Seharusnya di dalam kontrak kerja itu tidak ada. Ini oknum yang melakukan. Parahnya lagi tidak ada tindakan tegas dari pihak yang bertanggung jawab," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com