Kondisi ini didukung membaiknya kondisi ekonomi di negara-megara maju. "AS saya kira akan lebih baik. Kalau tidak, Yellen (Gubernur Federal Reserve Janet Yellen) tidak akan mungkin menaikkan suku bunga acuan. Eropa sedikit akan lebih baik," kata Chatib di Gedung DPR, Selasa (8/7/2014).
Di samping itu, Chatib menjelaskan, ekspor juga akan meningkat sehingga permintaan terhadap komoditas juga akan meningkat. Kondisi ini diharapkan akan berdampak pada meningkatnya harga komoditas Indonesia.
"Harga komoditas sedikit akan naik, kemudian pemerintah ke depan punya ruang fiskal sehingga anggaran tidak dipotong lagi. Berarti dari segi ekspor dan pengeluaran pemerintah naik," ujar dia.
Ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2015 akan mencapai kisaran 5,5 sampai 6 persen. Asumsi tersebut, ujar dia, tergantung pada langkah Fed Rate menaikkan suku bunga acuannya.
"Growth-nya antara 5,5 sampai 6 persen. Kita lihat kalau AS menaikkan interest rate mungkin bisa di kisaran 5,5 persen. Kalau menaikkan tidak signifikan mendekati 6 persen," jelas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.