Seperti di pasar NDF untuk kontrak sebulan ke depan, rupiah diperdagangkan Rp 11.590 per dollar AS. Mengutip Bloomberg, level tersebut adalah yang tertinggi sejak 14 Februari 2014. Sejak 3 Juli, rupiah di pasar ini telah naik sebesar 3,5 persen seiring dengan meruapnya spekulasi bahwa Jokowi menang pilpres.
“Sebagian besar hitung cepat menunjukkan Jokowi memimpin dalam pilpres, dan pasar merespons positif,” ujar analis OCBC Singapore, Wellian Wiranto. “Margin yang membedakan dua calon terlihat cukup besar, dan skenario terburuk bahwa margin sangat tipis menjadi pudar,” lanjutnya.
Sementara itu, berbagai analis memproyeksikan bahwa rupiah akan terus menguat hingga ke Rp 11.300 per dollar AS, seperti dalam riset yang dirilis oleh Brown Brothers Harriman & Co.
Sementara itu, Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada, Tony Prasetiantono juga memprediksi rupiah menguat menyusul deklarasi kemenangan Jokowi-JK dalam pilpres 2014 versi hitung cepat berbagai lembaga.
“Ya. Rupiah pasti menguat karena dua hal. Pertama, pemenangnya sesuai ekspektasi pasar. Kedua, pemilu berlangsung aman dan damai,” kata Tony kepada Kompas.com, Rabu (9/7/2014). Dia bilang, rupiah paling tidak akan menguat ke level Rp 11.500 per dollar AS. “Bahkan bisa jadi malah Rp 11.300 per dollar AS,” imbuhnya.
Berdasarkan sumber litbang Kompas, tercatat jumlah sampel pemilih yang dipantau atau dihitung sebanyak 786.000 orang. Batas kesalahan atau margin of error dari hasil hitung cepat ini adalah kurang lebih 0,11 persen untuk sampel pemilih dan kurang lebih 2,2 persen untuk sampel TPS.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.