Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wamenkeu: Penguatan Rupiah dan Kenaikan IHSG Bisa Permanen

Kompas.com - 10/07/2014, 14:37 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro memperkirakan, perbaikan pasar keuangan yang terjadi paska pengumuman hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei bisa permanen kalau ada kepastian hasil pemilu sampai Presiden terpilih menyusun kabinetnya.

Hal ini dia sampaikan menjawab pertanyaan bahwa pada pencapresan Joko Widodo pada Maret lalu, juga terjadi penguatan rupiah dan kenaikan indeks harga saham gabungan, namun hanya berlangsung temporer.

Sementara itu ditanya mengenai kerawanan pasar keuangan dalam kurun waktu dua pekan ini, dari 9 Juli 2014 hingga 22 Juli 2014, Bambang mengatakan hal tersebut tergantung persepsi pasar. "Apakah mereka sudah yakin atau belum dengan hasil Pilpres," kata Bambang lewat pesan pendek kepada wartawan, dihubungi Kamis (10/7/2014).

Selain itu, dia pun yakin sentimen pasar masih akan positif meski dua kubu mengklaim kemenangan. "Sepertinya sentimen pasar masih positif," katanya.

Sebagai informasi, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melonjak ke posisi tertinggi 7 minggu pada awal perdagangan, Kamis (10/7/2014) pagi, pasca mayoritas quick count (hitung cepat) menyebutkan bahwa pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla sebagai pemenang Pilpres 2014. Mata uang garuda melonjak 1 persen ke posisi Rp 11.518 per dollar AS pada pukul 08.17 WIB.

Sejak 3 Juli 2014, rupiah menguat 3,5 persen seiring dengan spekulasi bahwa Jokowi akan menjadi pemenang pilpres.

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan langsung melaju, bahkan hingga menembus level psikologis baru 5.100, pada awal perdagangan Kamis (10/7/2014). IHSG sempat menyentuh level tertinggi 5.165,42 atau melonjak 140,7 poin (2,8 persen), sebelum kembali perlahan menurun kembali.

Sebagai pengingat, paska pencapresan Joko Widodo, pada Maret, rupiah menguat di level Rp 11.200 - Rp 11.300 per dollar AS. IHSG pada saat itu juga menguat signifikan, merespon majunya Joko Widodo sebagai calon presiden dari PDIP, pada Jumat (14/3/2014). (baca: Mengukur ”Jokowi Effect”)

Indeks ditutup melompat sebesar 3,22 persen atau 152,47 poin menjadi 4.878,64. Namun penguatan rupiah dan IHSG hanya berlangsung sekitar tiga hari saja.
Baca juga: Jokowi Unggul di "Quick Count", Rupiah Melonjak ke Level Tertinggi 7 Pekan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Perdagangan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Perdagangan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com