Adapun target penerimaan cukai hingga semester I-2014 dalam APBN-P 2014 sebesar Rp 58,72 triliun, sedangkan target penerimaan setahun 2014 sebesar Rp 117,45 triliun.
Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan, Agung Kuswandono menyatakan, komposisi penerimaan cukai hingga semester pertama terdiri dari cukai HT (hasil tembakau) sebesar 95,95 persen, cukai MMEA (minuman mengandung etilalkohol) sebesar 3,88 persen, dan cukai EA 0,017 persen, dari total penerimaan cukai.
Dia mengatakan, faktor utama yang paling mempengaruhi penerimaan cukai HT adalah volume produksi HT, yang pada tahun ini diperkirakan sekitar 356,05 miliar batang SKM, SPM,dan SKT, atau naik 4,1 persen dibanding 2013. Meskipun demikian, angka ini sedikit meleset proyeksi, dipicu penutupan pabrik rokok PT HM Sampoerna.
“Penutupan pabrik SKT PT HM Sampoerna di Lumajang dan Jember menjadikan potensi cukai yang hilang sebesar Rp 479,4 miliar,” kata Agung di Jakarta, Rabu malam (16/7/2014).
Dia menambahkan, pada tahun ini juga tidak ada kenaikan tarif cukai HT, karena sudah ada peningkatan pajah daerah untuk industri rokok.
Sebagaimana diberitakan, Sampoerna memutuskan untuk menutup dua dari tujuh pabrik Sigaret Kretek Tangan (SKT) dan melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap 4.900 karyawannya. Mulai tanggal 31 Mei 2014, PT HM Sampoerna menutup pabrik SKT di Lumajang dan Jember, Jawa Timur.
Sekretaris Perusahaan PT HM Sampoerna Maharani Subandhi di Surabaya, Jumat (16/5/2014), mengatakan, keputusan restrukturisasi dilakukan karena terus menurunnya pangsa pasar SKT skala nasional yang menghantam telak pabrik-pabrik rokok dalam negeri, termasuk pabrik sekelas PT HM Sampoerna.
“Ini juga diambil untuk menyelamatkan seluruh mata rantai operasional SKT Sampoerna, termasuk memastikan nasib 33.500 karyawan Sampoerna yang bekerja pada lima pabrik yang tersisa agar tidak kehilangan motivasi kerja,” kata Maharani. (baca: Tutup Dua Pabrik, PT HM Sampoerna PHK 4.900 Karyawan)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.