Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemenang Pilpres Jelas, Rupiah Menguat

Kompas.com - 22/07/2014, 14:01 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Penguatan nilai tukar rupiah atas dollar AS telah terjadi sejak Senin (21/7/2014) kemarin. Namun demikian, pengumuman hasil pemilihan presiden (pilpres) oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) hari ini hanya sebagian faktor penguatan rupiah.

"(Penguatan rupiah) Sebagian memang dari dalam negeri karena KPU akan mengumumkan hasil pilpres hari ini. Dan pemenangnya kan sudah jelas siapa," kata ekonom Samual Asset Management Lana Soelistianingsih ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (22/7/2014).

Meskipun begitu, Lana memandang penguatan rupiah juga terjadi lantaran dorongan dari sisi ekternal. Hal ini dapat terlihat dari beberapa mata uang Asia yang juga menunjukkan tren penguatan. Akan tetapi, penguatan rupiah ini diakui pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tersebut hanya sementara.

"Sifatnya temporer, karena permintaan dollar AS masih cukup besar untuk membayar utang dan impor juga. Sementara ekspor belum stabil," jelas Lana.

Di samping itu, lanjut dia, ada kecenderungan pasar yang telah memandang level rupiah saat ini sudah cukup aman, sehingga bila terjadi penguatan lebih lanjut kemungkinan akan kembali "membal" setelah itu. Selain itu, faktor libur menjelang hari raya Idul Fitri pun turut menyumbang andil.

"Sekarang ini kan sudah mau libur Lebaran. Pasar sepertinya juga sudah tidak terlalu terkonsentrasi tentang ini," ujar Lana.

Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah hari ini bercokol pada posisi Rp 11.531 per dollar AS, menguat dibandingkan posisi sehari sebelumnya yang menyentuh Rp 11.577 per dollar AS. Adapun nilai tukar rupiah pada Jumat (18/7/2014) mencapai Rp 11.706 per dollar AS.

Sementara itu, Bloomberg menyoroti penguatan rupiah selama beberapa hari belakangan seiring dengan kepastian langkah capres Joko Widodo menjadi pemenang pilpres. Rupiah menembus Rp 11.535 per dollar AS berdasarkan data harga dari bank-bank yang dikumpulkan Bloomberg.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com