Dengan demikian, pemerintah tidak akan mengulangi kekeliruan ASEAN China Freetrade Agreement (ACFTA) di mana perjanjian itu tidak memberikan keuntungan bagi Indonesia. Bukan karena produktivitas barang negara lain lebih baik, namun disebabkan pemerintah Indonesia kurang mempersiapkan diri.
"Pengalaman di ACFTA, kita tidak siap. Akibatnya banjir barang dari China. Setelah berjalan, ACFTA tidak menunjukkan kemajuan," kata dia dalam diskusi Kadin bertajuk, Sinergitas BUMN/D-Kadin Membangun Industri dan Penunjang di Daerah untuk Pemerataan Ekonomi, di JCC, Jakarta, Selasa (22/7/2014).
Dia mengatakan, diskusi tersebut penting agar terjadi sinergi antara usaha di daerah dan BUMN/D. Bukan hanya dalam menghadapi MEA 2015, tapi juga ASEAN Plus 6. Adapun Negara-negara mitra dagang di luar ASEAN tersebut adalah China, Jepang, India, Australia, New Zealand, dan Korea Selatan.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai impor Indonesia pada 2009 mencapai 96,8 miliar dollar AS. Dan membengkak, pada 2013 menjadi 186,6 miliar dollar AS.
"Angka ini menunjukkan Indonesia membutuhkan perubahan struktural ekonomi, sosial dan manusia. Diperlukan pula perbaikan dari sisi pelayanan publik. Hal ini berarti perubahan juga diperlukan di bidang politik dan birokrasi," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanKunjungi kanal-kanal Sonora.id
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.