Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aerotropolis, Konsep Pengembangan Kawasan Berbasis Aviasi

Kompas.com - 23/07/2014, 09:16 WIB
Bambang Priyo Jatmiko

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana pengembangan aerotropolis, tak dimungkiri, merupakan sebuah langkah Angkasa Pura II untuk menjadi operator bandara bertaraf internasional. Ini sejalan dengan langkah serupa yang dilakukan oleh pengelola bandara terkemuka di berbagai negara.

Aerotropolis merupakan gagasan yang dimunculkan oleh John Kasarda dari University of North Carolina, yang mengacu pada pusat bisnis yang terintegrasi dengan bandar udara. Salah satu pendukung yang harus tersedia adalah sarana transportasi massal yang memungkinkan pergerakan barang dan penumpang dari dan ke bandara bisa dilakukan secara efisien, seiring dengan semakin terintegrasinya perekonomian global.

Sementara itu mengutip Dewan Bandara Internasional (Airport Council International/ACI, 2010), aerotropolis berkembang secara organik dan dimulai dari bandara itu sendiri. Di mana bandara tak hanya sebatas sebagai penyokong kegiatan aviasi. Lebih dari itu, ada berbagai jenis kegiatan bisnis lainnya, sehingga bandara dan wilayah sekitarnya merupakan kawasan komersial yang terintegrasi. Semisal, perkantoran perbelanjaan, pusat konvensi, hotel, hingga  pusat hiburan.

Berkembangnya kawasan bandara dan sekitarnya menjadi pusat aktivitas bisnis akan memicu kawasan lainnya ikut tumbuh, sehingga membentuk klaster bisnis.

Seperti di distrik bisnis Zuidas, yang berada di dekat bandara Schiphol Amsterdam. Di kawasan tersebut, berdiam kantor pusat berbagai perusahaan global yang berbasis di Eropa, yang di antaranya adalah ABN Amro dan ING Banks. Pada kawasan itu juga terdapat kawasan hunian bagi para professional yang bekerja di distrik bisnis ini. Di kawasan ini turut berkembang tempat hiburan dan gaya hidup. Dengan demikian, proses pergerakan barang dan penumpang bisa dilakukan secara efisien.

Dinamika pengembangan aerotropolis juga terlihat di kawasan Sky City yang berada di sekitar Hong Kong International Airport. Kawasan bisnis ini tak hanya menjadi penopang kegiatan aviasi, melainkan telah berkembang menjadi kawasan bisnis yang terintegrasi, termasuk taman hiburan Disney Land Hong Kong serta permukiman Tung Chung yang merupakan kantong hunian  bagi pekerja di kawasan bisnis tersebut.

Moda kereta bandara ekspress menjadi tulang punggung  aerotropolis di Hong Kong ini, sehingga konektivitas dari dan ke bandara Hong Kong beserta kawasan sekitarnya bisa dilakukan secara efisien.

Sementara itu di Malaysia, konsep aerotropolis dikembangkan melalui superkoridor, yang membentang sepanjang 50 kilometer, mulai dari Kuala Lumpur hingga bandara Kuala Lumpur International Airport (KLIA) yang berada di daerah Sepang, Negara Bagian Selangor. Adapun yang menjadi penghubung utama adalah kereta bandara ekspres dan jalan bebas hambatan.

Pun di berbagai negara lain, pengembangan aerotropolis belakangan ini sangat gencar, karena ada potensi bisnis yang cukup besar jika konsep ini terwujud. Tak hanya bagi pengelola bandara sendiri, melainkan juga bagi pertumbuhan ekonomi negara yang bersangkutan. Seperti di Songdo Korea Selatan, Dubai, India, Taiwan dan sebagainya, hari-hari ini terus berekspansi untuk mengembangkan kawasan bandara agar tak sebatas sebagai penopang kegiatan penerbangan, namun juga menjadi penopang pertumbuhan ekonomi secara lebih luas.

Mengutip Kasarda, pengembangan aerotropolis tentunya akan merangsang pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitarnya. “These transportation hubs are able to dramatically stimulate local economies by attracting a wide range of aviation-related businesses to their peripheries and resulting.”

Semakin baik konektivitas antar-pusat pertumbuhan ekonomi, maka akan semakin besar pertumbuhan ekonomi bisa digenjot. Demikian juga dengan impian AP II mengembangkan wilayah Kualanamu sebagai aerotropolis, merupakan upaya untuk mendorong agar kawasan ini bisa berkembang dan bisa memicu pertumbuhan ekonomi lebih tinggi (Baca: Menimbang Manfaat Pengembangan Aerotropolis di Sumatra Utara)

Namun, pengembangan kawasan tersebut harus memperhatikan berbagai aspek, dan tidak sekedar ikut-ikutan negara lain yang juga mengembangkan fasilitas serupa.

Aerotropolis di sejumlah negara

Negara

Aerotropolis

Fasilitas

Belanda

Zuidas

Perkantoran, permukiman, lifestyle

Hong Kong

Sky City

Perkantoran, permukiman, hiburan

Malaysia

KLIA Aerotropolis

Industri, perkantoran, permukiman

Uni Emirat Arab

Dubai World Central

Permukiman, perkantoran, lifestyle

India

Bengal Aerotropolis

Perkantoran (business park), lifestyle

Amerika Serikat

Memphis Aerotropolis

Pergudangan, perkantoran, permukiman

Sumber: Dari berbagai sumber, diolah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com