Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkat Rumah Sunatan, Mahdian Jadi Dokter yang Wirausahawan

Kompas.com - 26/07/2014, 08:09 WIB

KOMPAS.com - Banyak pakar wirausaha bilang, definisi pengusaha tidak berhenti pada orang yang punya suatu usaha atau bisnis. Wirausaha merupakan jiwa yang dimiliki orang yang jeli melihat peluang usaha dan memanfaatkannya untuk membantu memudahkan hidup banyak orang. Berangkat dari definisi inilah, Mahdian Nur Nasution yang berprofesi sebagai dokter, sejatinya, juga seorang wirausahawan.

Tidak pernah terlintas di benak Mahdian bahwa usaha yang ia dirikan pada tahun 2007 bisa membawa namanya sebagai dokter yang paling dicari untuk urusan khitan, khususnya di Jabodetabek. Dengan latar belakang dokter bedah saraf, Mahdian menganggap kegiatan menyunat sebagai keahlian.

Pria kelahiran Medan, 19 April 1976, ini akrab dengan dunia menyunat sejak 1997. Ketika kuliah kedokteran di Universitas Indonesia, Mahdian sering mengikuti kegiatan sosial. Salah satu bentuk kegiatan itu ialah sunatan massal.

Berawal dari kegiatan itulah, dia sering dicari orang untuk menyunat. “Walau masih kuliah, saya jadi sering dipanggil untuk menyunat, dan ini berlanjut hingga saya mengambil spesialis bedah di UI,” ujarnya.

Mahdian pernah kebanjiran pasien ketika musim liburan sekolah. Ratusan orang minta Mahdian datang ke rumah dan menyunat anak laki-laki mereka. Mahdian sampai harus cuti kerja supaya bisa melayani panggilan menyunat.

Lantas, dia berinisiatif untuk membangun ruang khusus bagi pasien sunat, karena tak lagi bisa memenuhi permintaan untuk datang ke rumah pasien. Mahdian pun menyewa satu ruangan di lantai dua rumah milik temannya di daerah Matraman, Jakarta Timur. Ia juga membeli peralatan seperti tempat tidur, alat sunat, hingga meja dokter sebagai pelengkap.

Di Matraman itulah Mahdian merintis Rumah Sunatan. Saat mendirikan Rumah Sunatan pada 2007, dia merogoh modal tak sampai  Rp 10 juta.

Walaupun mengambil pendidikan dokter, Mahdian mengaku memang selalu berniat jadi pengusaha. Mahdian meyakini profesi dokter memiliki batasan tenaga dan usia. Jadi ia merintis usaha sendiri, supaya tak hanya mengandalkan profesinya.

Dalam waktu singkat, orang-orang mengenal Mahdian sebagai dokter sunat. Maklum, dia mengembangkan metode baru, smart klamp. Boleh dibilang, dokter spesialis bedah saraf di RS Mitra Keluarga, Bekasi, ini merupakan pelopor teknik tersebut di Indonesia.

Cara menyunat ini diperolehnya dari seorang rekan seprofesinya di Malaysia, saat bertemu pada 2004. Smart klamp merupakan alat khitan sekali pakai. Dengan alat ini, menyunat tak lagi menyertakan proses menjahit atau perban alat kelamin. Risiko pada pasien pun berkurang dan bisa langsung beraktivitas setelah disunat.

Halaman:
Baca tentang
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com