Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MNC Group Siap Garap Jalan Tol Ciawi–Sukabumi

Kompas.com - 06/08/2014, 12:04 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
MNC Group makin serius menggarap proyek infrastruktur. Rencananya Oktober nanti, lewat anak usaha PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk (IATA), perusahaan milik Harry Tanoesoedibjo ini siap memulai pengerjaan ruas jalan tol Ciawi–Sukabumi.

Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham IATA ini membeli pengelolaan ruas jalan tol tersebut dari Grup Bakrie pada 2012. Ruas tol ini akan menjadi proyek jalan tol ketiga yang digarap IATA tahun ini.

"Dalam waktu dekat kami akan mulai mengerjakan jalan tol Ciawi–Sukabumi sampai ke Lido," kata Syafril Nasution, Direktur Utama Indonesia Transport & Infrastruktur kepada KONTAN beberapa waktu lalu.

Proyek jalan tol yang terdiri dari empat seksi ini bakal dimulai dari seksi I antara Ciawi sampai Gombong sepanjang 15 kilometer (km). Saat ini ruas tersebut masih dalam proses pembebasan lahan. Oktober 2014 nanti pembebasan lahan diharapkan sudah mencapai 90 persen. Setelah itu bisa berlanjut ke tahap pengerjaan konstruksi.

Namun, hingga kini, Indonesia Transport masih belum memutuskan siapa perusahaan kontraktor yang bakal mengerjakan proses konstruksi. Tapi ada kemungkinan, kata Syafril, pengerjaan konstruksi seksi I proyek jalan tol ini bakal dikerjakan IATA sendiri. "Nilainya sekitar Rp 1,5 triliun," imbuhnya.

Ruas jalan tol Ciawi–Sukabumi merupakan proyek ketiga dari konsesi jalan tol yang dimiliki MNC Group. Konsesi pertama adalah jalan tol Kanci–Pejagan yang beroperasi sejak 2010. Kedua, ruas jalan tol Pejagan–Pemalang yang proses konstruksinya baru saja dimulai oleh PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dengan opsi dibeli kembali.

Adapun pengerjaan ruas jalan tol terakhir, Pasuruan–Probolinggo baru akan terlaksana tahun depan. Saat ini, manajemen IATA masih berusaha membebaskan lahan di sepanjang ruas jalan tol di Jawa Timur tersebut.

Siap garap bandara

Langkah IATA memacu bisnis jalan tol ini sebagai upaya mendongkrak kinerja perusahaan. Memasuki pertengahan tahun, kinerja keuangan perusahaan ini masih belum berhasil menunjukan tajinya.

Kinerja IATA di semester I tahun ini turun tipis sekitar 4,46 persen menjadi US$ 12,77 juta ketimbang periode serupa tahun lalu yang sebesar 13,34 juta dollar AS. 

Dampaknya kerugian IATA pun berlipat. Semester I 2013 kerugian IATA mencapai 2,13 juta dollar AS, dan periode yang sama tahun ini melompat menjadi 4,67 juta dollar AS. "Kami memang mengalami penurunan karena berakhirnya kontrak dengan Total E & P Indonesia April lalu," ujar Syafril.

Penurunan itu tampak dari kontribusi pendapatan dari jasa kontrak pesawat carteran yang dioperasikan IATA. Semester I 2013, bisnis ini mengantongi pendapatan  12,41 juta dollar AS. Periode sama 2014 cuma 10,19 juta dollar AS.

Meski begitu, Syafril optimistis pendapatan IATA bisa membaik di kuartal berikutnya. Saat ini, katanya, pihaknya tengah mengejar kontrak sewa pesawat dari beberapa perusahaan migas seperti ENI Indonesia dan Santos Indonesia. Nilai kontrak yang diincar sekitar 40 juta dollar AS.

Meski rapor masih merah semester I lalu, kinerja keuangan IATA masih bisa terselamatkan setelah pendapatan dari pengoperasian pelabuhan batubara di Kalimantan Timur dan Sumatera Selatan bisa tercatat di semester satu ini. Meski dua pelabuhan tersebut baru digunakan sekitar 60 persen–70 persen, tetapi sudah berhasil menyumbang 6,07 persen atau sekitar 776.080 dollar AS ke pendapatan konsolidasi perseroan di periode tersebut.

Terkait ekspansi bisnis lainnya, IATA tengah mempersiapkan diri mulai masuk lini bisnis pembangunan bandara. Tanpa merinci lebih lanjut, menurut Syafril, saat ini ia tengah menjalin pembicaraan intensif dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang, Kalimantan Timur.

Menurutnya, bila pemerintah setempat sudah siap melaksanakan pembebasan lahan di areal proyek bandara yang masih dirahasiakan, pihaknya bisa langsung mengerjakan proyek tersebut. "Pokoknya MNC Group akan fokus ke proyek infrastruktur," tandasnya. (RR Putri Werdiningsih) 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com