Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirjen Pajak Ingin Pegawai Banyak, tapi Bukan Seperti Gayus

Kompas.com - 10/08/2014, 08:07 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Direktur Jenderal Pajak, Kementerian Keuangan, Fuad Rahmani mengaku butuh sumber daya manusia (SDM) yang lebih besar baik di Direktorat Jenderal Pajak, ataupun Badan Administrasi Perpajakan (tax administration) nantinya.

Sumber daya manusia tersebut, kata Fuad, perlu diperbanyak untuk bisa memperbesar tax coverage ratio, atau luas wilayah cakupan pajak. Selama ini tax ratio di Indonesia rendah hanya di kisaran 12 persen, lantaran tax coverage ratio minim.

Rendahnya tax coverage ratio lantaran SDM tidak mencukupi. “Berapa yang bisa dicover itu tergantung dari banyaknya orang. Semua orang bilang ekstensifikasi, nenek-nenek juga tahu ekstensifikasi. Gua lahir juga tahu ekstensifikasi. Tapi itu masalah manajemen kantor, manajemen orang. (Sekarang) 4000 datengin 1 juta orang, 10 tahun lagi baru nyampe,” kata Fuad ditemui Jumat (8/8/2014).

Fuad berharap, nantinya tax administration bisa memiliki kewenangan merekrut SDM sendiri, yang lain dari mekanisme rekrutmen Pegawai Negeri Sipil (PNS). Sementara ini, DJP merasa sangat terbatasi dengan seleksi PNS yang dilakukan oleh Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Dari 10.000 tambahan pegawai yang dibutuhkan setiap tahunnya, DJP hanya memperoleh sekitar 2.500 orang. Dengan jumlah personel yang sedikit, intensifikasi pajak saja tidak maksimal, apalagi ekstensifikasi pajak. Rasio antara pegawai pajak dengan populasi penduduk sangat timpang.

Sementara itu jika dibandingkan Jerman, rationya di Indonesia sangat kecil. Fuad menuturkan, jumlah penduduk di Jerman sekitar 80 juta orang, namun pegawai pajaknya sebesar 110.000 orang. Di Indonesia, jumlah penduduknya sekitar 230 juta orang, sementara pegawai pajanya hanya sekitar 30.000 orang.

Meski butuh banyak SDM, Fuad menuturkan,hal tersebut membutuhkan waktu. Sehingga sesuai prediksi, tax administration baru bisa berjalan pada tahun ketiga pemerintahan baru. Dalam kurun waktu dua tahun itu, DJP butuh transformasi seperti penambahan kantor pelayanan, juga penambahan serta pelatihan SDM.

“Orang itu butuh dididik, ditraining. Jangan nanti seperti Gayus. Ada 10.000 gayus kacau juga. Jadi perlu ditraining, agar tidak hanya pandai, tapi juga beramanah,” kata Fuad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com