Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obral Diskon Pajak di Akhir Masa Jabatan

Kompas.com - 12/08/2014, 07:26 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Di sisa masa jabatannya yang tinggal menghitung hari, pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) rajin mengobral insentif pajak. Yang terbaru, pemerintah segera meluncurkan fasilitas pengurangan pajak (tax allowance) untuk mendorong investasi agribisnis di Kawasan Timur Indonesia. 

Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, Wakil Menteri Keuangan, menegaskan, saat ini Peraturan Pemerintah (PP) mengenai tax allowance sudah selesai di tingkat Kementerian Keuangan. Rancangan itu kini sudah masuk Sekretariat Negara dan tinggal diteken presiden. 

Menurut Bambang, fasilitas perpajakan itu akan diberikan untuk investasi perkebunan dan pengolahan sagu di Indonesia Timur. "Pemberian fasilitas tax allowance itu untuk mendorong investasi di wilayah Timur Indonesia. Saat ini, investasi banyak mengarah ke wilayah Barat Indonesia," kata Bambang, Senin (11/8/2014).

Siapa saja yang menerima insentif tax allowance, Bambang masih bungkam. Yang jelas, catatan KONTAN, saat ini ada sejumlah investor yang berinvestasi di industri sagu sebagai bahan baku gula cair di Papua (lihat infografis). 

Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Azhar Lubis, menjelaskan, tax allowance ini berupa pengurangan pajak bagi industri hilir. "Besarnya sekitar 30 persen," katanya.

Nilai tax alowance tersebut diberikan dalam jangka waktu enam tahun. Jadi, setiap tahun investor mendapatkan pengurangan pajak sebesar 5 persen dari pajak yang harus dibayar.

Tapi, Azhar mengingatkan, agar bisa memperoleh tax allowance, ada syarat minimal nilai investasi yang harus dikeluarkan. Sayangnya, Azhar belum bisa mengungkap nilai minimal investasi tersebut. "Masih dalam tahap pembahasan," imbuhnya.

Selain tax allowance, dalam waktu dekat, pemerintah juga memberikan insentif tax holiday kepada sejumlah pengusaha. Proposal pemberian tax holiday berupa pengurangan pajak sebesar 50 persen selama dua tahun bagi empat perusahaan ini sudah diajukan ke Kementerian Keuangan. 

Keempat perusahaan tersebut adalah PT Caterpillar Indonesia Batam, PT Feni Haltim, 
PT Well Harvest Winning Alumina Refinery, dan PT Synthetic Rubber Indonesia. 

Pemberian insentif ini sesungguhnya membawa manfaat dan mudarat sekaligus. Di satu sisi pemerintah akan kedatangan investasi baru, namun pemerintah harus mengorbankan penerimaan pajak tahun depan.

"Tahun depan, obral insentif perlu dikurangi agar pemerintah memiliki dana  yang cukup untuk membangun infrastruktur," tutur Lana Soelistianingsih, Ekonom dari Samuel Aset Manajemen. 

Dari catatan, berikut beberapa perusahaan yang berinvestasi di kebun sagu di Papua:
- PT Austindo Nusantara Jaya Tbk: Membangun pabrik sagu di Papua senilai investasi lebih dari Rp 147,8 miliar dengan target produksi tepung sagu 2.500 ton per bulan.
- Perum Perhutani: akan membangun pabrik sagu di Sorong, Papua dengan nilai investasi Rp 108 miliar. Pabriknya sudah dibangun sejak Oktober 2013 dan ditargetkan beroperasi April 2015. Target produksi 30.000 ton tepung sagu per tahun.
- PT Sampoerna Agro Tbk: pada 2011 lalu mengalokasikan dana Rp 100 miliar-Rp 140 miliar untuk pengembangan bisnis sagu. Emiten berkode  SGRO ini memiliki izin untuk membuka perkebunan sagu seluas 21.000 hektare di Selat Panjang, Kepulauan Meranti, Riau. Selain di Riau, Sampoerna berinvestasi sagu di Jayapura. (Margareta Engge Kharismawati, Nina Dwiantika, Widyasari Ginting)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Whats New
Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com