Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Kembali Target Swasembada Pertanian SBY

Kompas.com - 12/08/2014, 12:11 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kebijakan pertanian di Indonesia secara umum bertujuan untuk mencapai swasembada produksi pangan lima komoditas untuk menjamin ketahanan pangan.

Deputi Bidang Statistik Produksi, Badan Pusat Statistik, Adi Lumaksono mengatakan, kelima komoditas tersebut adalah beras, gula, jagung, kedelai, serta daging sapi.

"Dalam kebijakan pertanian, kita bilang ingin swasembada produksi pangan. Pada pertemuan oktober 2012 Presiden telah mengumpulkan menteri-menteri. Beliau mencanangkan 5 jenis komoditi yang harus swasembada," kata Adi dalam rilis Sensus Pertanian (ST) 2013, di Jakarta, Selasa (12/8/2014).

Pertama, papar Adi, Presiden dan kabinet mencanangkan surplus beras 10 juta ton yang dicapai pada 2013 lalu. Kedua, komoditas gula juga harus bisa swasembada. "Pemerintah beberapa hari yang lalu telah menaikkan HPP. Ini semata untuk meningkatkan gairah petani, dan memenuhi kebutuhan dalam negeri," tutur Adi.

Ketiga, sambung dia, pemerintah menargetkan produksi jagung. Sayangnya, kata Adi, banyak kebutuhan untuk pakan ternak yang masih impor. "Yang keempat ini kedelai. Ini salah satu bahan pokok kegemaran penduduk Indonesia," imbuh Adi.

Lebih lanjut dia menambahkan, sebenarnya ada beberapa kekhasan antara produk kedelai lokal Indonesia dengan impor. Sementara itu, untuk meningkatkan produktivitas yang diperlukan tidak hanya soal lahan, melainkan juga soal penggunaan teknologi.

Adapun komoditas kelima yang ditargetkan swasembada adala daging sapi. Adi mengatakan, harga yang melambung tinggi adalah akibat timpangnya permintaan dan penawaran. "Kesiapan untuk mensuplai konsumsi domestik tidak siap. Nampaknya perlu program swasembada daging," jelas Adi.

Namun, lanjut Adi, target swasembada tersebut belum tercapai karena beberapa penyebab. Pertama adalah soal distribusi. Dia mencontohkan kasus daging sapi, di mana sebenarnya Indonesia memiliki sentra penghasil sapi, seperti di NTT dan NTB. Tetapi sayangnya, ketersediaan angkutan ternak belum mendukung.

"Dari sentra belum ada sarana yang memadai. Ini sekarang Kemenhub menyiapkan angkutan ternak yang memdai. PT KAI akan siapkan gerbong khusus ternak, Pelni juga siapkan kapal-kapal," kata dia.

Kedua, adalah soal diversifikasi pangan. Orang-orang timur yang umumnya mengkonsumsi sagu malah didorong untuk mengkonsumsi beras, agar dirasa lebih beradab seperti orang-orang di kawasan barat Indonesia. Ketiga, sambung Adi, adalah soal daya saing.

Dia bilang, impor produk pertanian subsektor hortikultura dari Thailand cukup besar. Dari segi kualitas, produk nasional sebenarnya tak kalah saing. Hanya saja konsumen Indonesia senang dengan ukuran yang lebih besar. "Ada Jambu bangkok, durian bangkok, ayam bangkok, perkutut bangkok," sebut Adi.
baca juga: Diterima di Pasar Internasional, Kata "Sambal" Masuk Kamus Oxford

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com