Kurtubi mengatakan, persoalan tingginya subsidi bahan bakar minyak (bbm) saat ini bisa diselesaikan dengan suatu solusi, yaitu konversi bbm ke gas. Masalahnya, saat ini infrastruktur gas tidak tersedia.
PGN sebagai BUMN yang memang diamanahi membangun sektor gas, diharapkan bisa menyediakan infrastrukturnya. "Tapi PGN ini tidak mau bangun infrastruktur gas, karena retailnya (konsumennya) kecil. Apalagi dia ada beberapa punya publik," kata Kurtubi dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa (12/8/2014).
Kurtubi pesimistis PGN mau membangun infrastruktur gas. Pasalnya, untuk membangun gas kota di Jakarta saja PGN, dinilai kerepotan. "PGN kaya, tapi dia milih beli lapangan gas (minyak) di luar negeri. Ingin jadi perusahaan minyak dia. Padahal membangun infrastruktur gas itu kewajiban negara, tidak seharusnya memikirkan IRR (keuntungan)," kata dia.
Sebagai informasi, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) melalui anak usahanya PT Saka Energi Indonesia (SEI) mengumumkan penyelesaian transaksi akuisisi 36 persen hak partisipasi area shale gas Fasken di Amerika Serikat dengan Swift Energy Company yang terjadi pada 15 Juli 2014.
Transaksi ini bernilai 175 juta dollar AS, yang terdiri dari pembayaran tunai sebesar 125 juta dollar AS dan porsi Swift untuk biaya pengembangan lapangan sebesar 50 juta dollar AS. Pengembangan area shale gas Fasken ini akan melibatkan areal seluas 8.300 hektar di kawasan tersebut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.