Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Baru 31 Persen Transaksi di Indonesia Pakai Uang Non-Tunai

Kompas.com - 14/08/2014, 19:03 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo menyatakan dalam perkembangan ekonomi nasional saat ini, uang yang beredar dalam bentuk uang tunai di seluruh Indonesia mencapai Rp 450 triliun.

Pada periode menjelang Idul Fitri, jumlah uang beredar mencapai Rp 550 triliun. Jumlah tersebut, kata Agus, sangat besar lantaran yang beredar adalah uang tunai. Adapun sistem pembayaran di Tanah Air dapat dilakukan dengan uang pecahan besar dan uang pecahan kecil.

"Kalau sistem pembayaran uang besar bisa pakai RTGS dan kliring. Tapi kalau yang kecil atau ritel, jumlah uang ritel pembayaran sampai Rp 7.500 triliun. Ternyata di Indonesia 31 persen dari Rp 7.500 triliun dibayar non tunai, selebihnya tunai," kata Agus di Mal Mangga Dua, Kamis (14/8/2014).

Dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara, jumlah tersebut masih terbilang kecil. Di negara-negara anggota ASEAN lainnya, sebanyak 50 persen dari transaksi ritel menggunakan transaksi non tunai. Dari sisi pemerintah, anggaran pemerintah saat ini dijelaskan Agus tidak kurang dari Rp 1.800 triliun. Bila dibandingkan, pada tahun 2001, anggaran pemerintah masih mencapai Rp 300 triliun.

"Jumlah itu dikendalikan oleh Menteri Keuangan dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dalam koordinasi dengan kementerian di seluruh Indonesia. Transaksi yang dibayarkan di tingkat pertama masih non tunai kepada kementerian dan lembaga. Banyak pembayaran yang dibayar penerima akhir secara tunai," jelas Agus.

Guna meningkatkan kesadaran masyarakat, pelaku bisnis, dan juga lembaga-lembaga pemerintah untuk menggunakan sarana pembayaran non tunai dalam melakukan transaksi keuangan yang mudah, aman, dan efisien, BI mencanangkan Gerakan Nasional Non Tunai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

Whats New
Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

Whats New
RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

Whats New
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Whats New
Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Whats New
Nasabah Kaya Perbankan Belum 'Tersengat' Efek Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Nasabah Kaya Perbankan Belum "Tersengat" Efek Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Whats New
Apa Saja Penyebab Harga Emas Naik Turun?

Apa Saja Penyebab Harga Emas Naik Turun?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com