Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Akan Konsultasikan Kenaikan Harga Elpiji

Kompas.com - 21/08/2014, 14:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) akan memenuhi permintaan pemerintah untuk mengonsultasikan rencana kenaikan harga elpiji nonsubsidi kemasan tabung 12 kg.

"Kami akan mengonsultasikan dengan pemerintah baik Kementerian ESDM dan Kementerian Koordinator Perekonomian untuk penetapan besaran harga dan waktu yang tepat," kata Wakil Presiden Elpiji dan Produk Gas Pertamina Gigih Wahyu Hari Irianto di Jakarta, Kamis (21/8/2014).

Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung mengatakan, pemerintah menyetujui rencana Pertamina menaikkan harga elpiji 12 kg.

Kenaikan akan dilakukan setelah rapat konsultasi dengan pemerintah dalam waktu dekat.

Menurut Gigih, sembari menunggu rapat konsultasi tersebut, pihaknya akan terus menyosialisasikan kenaikan harga elpiji 12 kg dan meningkatkan pelayanan bahan bakar tersebut kepada konsumen.

Ia mengatakan, sosialisasi terus dilakukan Pertamina yang sudah dimulai sejak kenaikan harga elpiji terakhir pada Januari 2014. "Kami juga sudah menerima masukan dari pemangku kepentingan untuk meningkatkan pelayanan," katanya.

Di samping itu, Pertamina, lanjutnya, sudah mensurvei daya beli masyarakat dan akan disampaikan dalam rapat konsultasi mendatang.

Melalui surat tertanggal 6 Agustus 2014, Pertamina mengajukan kenaikan harga elpiji 12 kg kepada pemerintah. Sesuai surat tersebut, BUMN migas tersebut mengajukan kenaikan harga Rp 1.500 per kg mulai 15 Agustus 2014.

Namun, pemerintah meminta Pertamina menunda rencana tersebut sampai dilakukan rapat konsultasi.

Sesuai peta jalan yang disampaikan Pertamina melalui surat tertanggal 15 Januari 2014 ke Menteri ESDM dan Menteri BUMN, kenaikan harga elpiji 12 kg akan dilakukan secara bertahap hingga keekonomian. Kenaikan harga diperlukan untuk menekan kerugian dari bisnis elpiji nonsubsidi tersebut.

Per 1 Juli 2014, Pertamina akan menaikkan harga elpiji 12 kg sebesar Rp 1.000 per kg menjadi Rp 6.944 per kg dengan harga di konsumen Rp 106.800 per tabung.

Kemudian, per 1 Januari 2015 naik Rp 1.500 per kg, 1 Juli 2015 naik Rp 1.500 per kg, 1 Januari 2016 naik Rp 1.500 per kg, dan 1 Juli 2016 naik Rp 1.500 per kg.

Per 1 Juli 2016, harga elpiji diperkirakan mencapai keekonomian sebesar Rp 11.944 per kg atau sampai konsumen Rp 180.000 per tabung.

Pertamina menghitung tanpa kenaikan elpiji maka bisnis elpiji 12 kg bakal mengalami kerugian sekitar Rp 6 triliun pada 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Whats New
Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Whats New
TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

Whats New
Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Whats New
Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Whats New
Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Whats New
Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Whats New
BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

Whats New
Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Whats New
Intip 'Modern'-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Intip "Modern"-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Whats New
IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

Whats New
Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

BrandzView
KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

Whats New
Namanya 'Diposting' Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Namanya "Diposting" Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Whats New
Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com