Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Menunggu Susunan Kabinet Jokowi-JK

Kompas.com - 22/08/2014, 13:48 WIB
EditorBambang Priyo Jatmiko

JAKARTA, KOMPAS.com — Mahkamah Konstitusi (MK) akhirnya menetapkan pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia 2014-2019.

Meski tren pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus menguat, tetapi posisi indeks belum melampaui rekor IHSG sepanjang sejarah, yakni di level 5.214,98, yang terjadi pada 20 Mei 2013.

Managing Director Investa Saran Mandiri Jhon Veter menilai, price to earning ratio (PER) IHSG belum mahal, yakni di posisi 14 kali, dengan return on equity (ROE) di atas 15 kali. Sementara itu, analis Reliance Securities Lanjar Nafi Taulat Ibrahimsyah berpendapat, momentum pilpres menyebabkan IHSG cukup mahal, meskipun belum memasuki area overbought. Dengan demikian, peluang IHSG naik masih terbuka lebar.

Para investor kini menanti susunan kabinet pemerintahan Jokowi-JK. Kepala Riset Bahana Securities Harry Su mengatakan, IHSG akan terus terdongkrak apabila formasi kabinet Jokowi sudah jelas. Tantangan makroekonomi harus dicermati juga, misalnya harga bahan bakar minyak (BBM) yang harus naik. Jika tidak naik, kondisi neraca perdagangan terus tertekan.

Kepala Riset Asjaya Indosurya William Surya Wijaya berpendapat, tim ekonomi ideal adalah yang menguasai bidangnya masing-masing, entah itu profesional maupun pengusaha. Ia mewanti-wanti, tim ekonomi Jokowi-JK agar tidak ditunggangi kepentingan partai politik.

Kepala Riset Mandiri Sekuritas John Daniel Rahmat juga berharap sosok tim ekonomi merupakan orang yang benar-benar berkompeten, bukan berdasarkan politik balas budi. Dengan demikian, pasar percaya terhadap pemerintahan baru sehingga mendorong IHSG.

Mandiri Sekuritas memprediksi, IHSG mulai memasuki masa koreksi pada Agustus hingga Oktober nanti. Bahkan, IHSG bisa mencapai support di bawah level 5.000. Hal ini dipicu beberapa data ekonomi Indonesia yang negatif, seperti defisit neraca dagang yang masih besar.

"Saya merekomendasikan agar investor mengambil aksi profit taking saat ini dan baru belanja lagi pertengahan Oktober mendatang," ungkap John Rahmat.

Sampai akhir tahun ini, Harry yakin indeks bisa menyentuh 5.300. Tahun depan, posisi IHSG bisa mencapai 6.000. Sedangkan Jhon Veter memperkirakan, IHSG pada akhir 2014 menyentuh 5.800. Di situ, PER IHSG akan berada di level 14,5 kali-14,8 kali.

Sedangkan Lanjar menerka, dalam sebulan ke depan, indeks terus menguat menuju 5.260. Sampai akhir 2014, dia memprediksi, resistance IHSG di 5.650. Namun, jika tak mampu menembus 5.260, indeks saham berpotensi jatuh ke level support 4.750. (Barratut Taqiyyah )

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber Kontan
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+