"Pertumbuhan ekonomi pada pemerintahan Jokowi-JK berpotensi lebih tinggi, jika mampu menghapus berbagai hambatan di bidang ekonomi," kata Said di Jakarta, Jumat (22/8/2014).
Menurut Said, Jokowi-JK harus berani memasang target pertumbuhan yang lebih besar agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Kalau pertumbuhan 5-6 persen, saya kira tidak akan berdampak besar bagi masyarakat. Itu karena pada saat yang sama, ekonomi tergerus oleh inflasi dengan persentase yang hampir sama sehingga tidak akan menambah kesejahteraan," katanya.
Said menambahkan, saat ini ekonomi biaya tinggi (high cost economy) masih menjadi momok bagi kalangan dunia usaha.
"Biaya siluman masih marak di semua lini usaha, mulai dari tingkat produksi distribusi. Di tingkat pabrik, pelabuhan, hingga bea cukai, dan pengeluaran lain-lain masih tinggi," ujarnya.
Padahal, industri nasional masih didominasi industri hasil lisensi yang banyak memanfaatkan bahan baku dari luar.
"Ketidakefisienan tersebut memicu sulitnya perusahaan manufaktur untuk meningkatkan pendapatan," ujarnya.
Hal lain yang juga menjadi masukan Said untuk pemerintahan Jokowi-JK adalah bagaimana dunia usaha memanfaatkan teknologi tinggi dalam setiap tahapan industri.
"Korea, Tiongkok, dua negara yang benar-benar konsisten mampu mencetak pertumbuhan ekonomi di atas 9-10 persen karena mampu memanfaatkan teknologi tinggi untuk industrinya," ujar Said.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.