Kombinasi antara pernyataan Gubernur The Federal Reserve, Janet Yellen yang menyiratkan optimisme terhadap pemulihan ekonomi AS serta konflik di Ukraina yang kembali memanas berhasil mempertahankan tren penguatan dollar index, pekan lalu.
Di sisi lain, yield US Treasury 10 tahun turun drastis hingga 2,4 persen hingga penutupan pada Sabtu (23/8/2014) dini hari. Malam ini ditunggu data indeks pembelian (PMI) AS.
Rupiah sendiri menguat hingga ke Rp 11.673 per dollar AS satu hari setelah Mahkamah Konstitusi memutuskan menolak seluruh gugatan pilpres. Tetapi di sisi lain IHSG justru terkoreksi dan hingga Jum’at (22/5/2014) sore, mayoritas mata uang Asia juga menguat cukup tajam.
Menurut riset Samuel Sekuritas Indonesia, penguatan tajam dollar index berpeluang mendorong pelemahan rupiah yang sudah mulai terbatas ruang penguatannya.
"Di luar perkembangan ekonomi global dan domestik, ke depan investor akan mulai mengalihkan perhatiannya terhadap kebijakan pemerintahan baru Jokowi-JK," tulisnya.
Sementara itu, pada awal perdagangan di pasar spot, rupiah mengalami pelemahan, hingga menembus level 11.700-an. Seperti dikutip dari data Bloomberg, pada sekitar pukul 08.20 WIB, mata uang garuda ini berada pada ke posisi Rp 11.701 per dollar AS atau turun 0,24 persen dibanding penutupan pekan lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.