"Bank BUMN kalau bisa mengambil saham BPD. Tidak usah banyak-banyak, tidak mayoritas, sekitar 20 sampai 30 persen saja," kata Irwan, di Jakarta, Selasa (26/8/2014).
Lebih lanjut, Irwan mengatakan, dengan akuisisi tersebut, bank-bank BUMN dapat memberikan pelajaran terkait pengelolaan bank kepada BPD. Selain itu, keberadaan bank BUMN dalam pengelolaan BPD dinilai dapat mengurangi intervensi politik daerah yang kerap dialami oleh BPD serta menambah permodalan dan cakupan bisnis hingga ke pelosok-pelosok.
"Sangat baik. Ada lesson learned, memberikan pelajaran (kepada BPD) dalam mengelola bank dan mengurangi kebisingan intervensi politik," ujar Irwan.
Menurut Irwan, upaya semacam ini dapat memperkuat perbankan Indonesia sehingga lebih kompetitif dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) untuk sektor perbankan yang dimulai tahun 2020 mendatang.
"Permodalan cukup kuat, tapi harus bisa pikirkan bagaimana source of funding (sumber pendanaan) ke depan untuk membiayai pertumbuhan kredit," jelas dia.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Gatot M Suwondo mengatakan, terkadang BPD memiliki banyak uang. Akan tetapi, pengetahuan dalam pengelolaan bisnis bank masih minim. Menurut Gatot, dana yang banyak tersebut tidak terlalu bermanfaat bagi keuntungan bisnis. Selama ini, bank BUMN termasuk BNI cukup sering menggandeng BPD untuk melakukan sindikasi pembiayaan.
"BPD kadang-kadang banyak duit, tapi ahlinya tidak ada. Larinya ke konsumer, PNS, pensiunan. Makanya kita ajak sindikasi. Hopefully bisa berkembang," ujar Gatot.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.