Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur BI: Bukan Saatnya Lagi Mempertahankan Buruh Upah Murah

Kompas.com - 28/08/2014, 12:37 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo mengatakan, dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat dan berkesinambungan, maka dibutuhkan reformasi struktural.

Pertama, hal itu dilakukan melalui reformasi fiskal utamanya terkait subsidi energi dan peneriman pajak. Kedua, mendorong investasi asing dan dalam negeri yang beorientasi ekspor. Dan ketiga, penguatan ketahanan energi dan pangan.

Berkaitan dengan ketiga hal tersebut, Agus menuturkan, seluruh lingkungan harus bertransformasi dan harus ada upgrading di sektor industri. "Tidak saatnya lagi mempertahankan industri teknologi rendah, tidak saatnya lagi mempertahankan buruh upa murah, dan tdak saatnya lagi mempertahankan komoditas yang anya berbasis pada sumber daya alam," kata dia dalam seminar di Indonesia Banking Expo 2014, di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (28/8/2014).

Agus menuturkan, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dalam 10 tahun terakhir memberikan ekses yakni tumbuhnya kelas menengah dengan pendapatan sebesar 3.600 dollar AS per orang per tahun. Hal ini mengindikasikan kesejahteraan semakin baik.

Namun, lanjut dia, akan menjadi masalah ketika industri dalam negeri tidak mampu memenuhi kebutuhan kelas menengah baik dari sisi kuantitas maupun kualitasnya. "Begitu banyak produk kita impor karena suplai di dalam negeri tidak mampu merespon permintaan domestik," kata Agus.

Akibatnya, defisit transaksi berjalan ada kecenderungan kembali meningkat, meski pada kuartal kedua tahun ini sudah turun dibanding periode sama tahun lalu.

Agus mengatakan, kuartal II-2014 defisit transaksi berjalan tercatat sebesar 4,27 persen terhadap GDP, turun dibanding periode sama tahun lalu yang mencapai 4,4 persen. "Kalau masih tinggi kita harus upaya menyehatkan itu. Permasalahan ini akan makin mengemuka ketika MEA berlaku karena free flow dari barang, jasa, dan tenaga kerja," tegas Agus.

Adapun dukungan perbankan sangat diperlukan dalam mengembangkan industri subtitusi impor, untuk pendanaan. "Fasilitasi harus dilakukan efisien agar justru tidak memberikan beban tambahan ke ekonomi," ucap dia.
baca juga: Soebronto Laras: Dibanding Indonesia, Buruh Myanmar Jauh Lebih Murah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Penopang

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Penopang

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Whats New
Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Whats New
TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

Whats New
Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Whats New
Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Whats New
Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com