Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga BBM Bersubsidi Naik, Program Bantuan Tunai Perlu Dijalankan

Kompas.com - 29/08/2014, 02:42 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang UMKM dan Koperasi, Erwin Aksa menyatakan, pengusaha tidak merasa khawatir kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi bakal mendongkrak biaya distribusi barang.

Justru yang dikhawatirkan pengusaha adalah transportasi umum yang selama ini digunakan oleh masyarakat kelas bawah. "Ini harus ada program intervensi langsung ke masyarakat tersebut melalui bantuan tunai, atau memberikan kupon kepada mereka agar mereka bisa belanja, bisa membeli sesuatu dengan murah," tegas bos Bosowa Group itu, ditemui di sela-sela IBEX 2014, di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (28/8/2014).

Menurut Erwin, pelaku UMKM akan bisa menerima kenaikan harga BBM bersubsidi. Dia bilang, masih banyak insentif lain di luar BBM bersubsidi untuk mendorong pertumbukan UMKM. Dia menegaskan, pelaku UMKM lebih mengkhawatirkan kepastian pasar, kepastian bahwa produk yang dihasilkan akan dapat diserap pasar. Oleh karenanya, daya beli masyarakat bawah haruslah dijaga.

"Terus harus ada akses financing yang lebih murah. Saya kira itu concern yang menjadi fokus mereka," kata Erwin.

Di sisi lain Erwin mengatakan, sebenarnya persoalan yang menjadi beban pengusaha UMKM bukanlah soal BBM. Pasalnya, banyak di antara pengusaha memang sudah mengonsumsi BBM nonsubsidi.

"Persoalan kita jangan sampai biaya logistik itu mahal. Kemudian infratruktur juga, transportasi. Bukan mahal karena minyak mahal, tapi kehilangan waktu. Yang mungkin bisa dikirim dalam 2 jam, menjadi 1 hari," tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com