Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dwi Soetjipto: "Defense" Terbaik adalah "Offense"

Kompas.com - 29/08/2014, 08:09 WIB
Estu Suryowati

Penulis


KOMPAS.com - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk terus mengepakkan sayap bisnisnya di regional agar dapat menjadi leader di industri semen di kawasan. Saat ini, sejumlah rencana korporasi tengah dimatangkan, seperti akuisisi produsen semen di Myanmar, ekspansi ke Bangladesh, serta meningkatkan kapasitas produksi di pabrik Vietnam.

Direktur Utama Semen Indonesia Dwi Soetjipto menuturkan, kebutuhan semen di regional Asia Tenggara saat ini sekitar 200 juta ton per tahun. Hingga semester pertama 2014, total produksi ketiga anak usaha perseroan yakni PT Semen Gresik, PT Semen Tonasa, dan PT Semen Padang mencapai 32 juta ton per tahun.

"Jadi sekarang kita sudah 17 persen. Kita targetnya jadi leader," kata dia kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Rabu (27/8/2014) sore.

Posisi Semen Indonesia sebenarnya sudah di nomor dua, menyusul Holcim yang merajai pasar kawasan dengan share sebesar 23 persen. Di urutan ketiga ada Lafarge dengan penguasaan market 11 persen.

Namun, Dwi menuturkan, rencana merger Holcim dan Lafarge akan menjadi tantangan baru bagi Semen Indonesia untuk menduduki posisi leader. Oleh karena itulah, Semen Indonesia terus meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas market. Ditargetkan, ada tambahan produksi 10 persen, dan menurut Dwi jika tidak ada aral melintang hal tersebut bisa terealisasi 2025.

"Kecuali kita bisa melangkah akuisisinya lebih cepat, kita bisa lebih cepat membesarkan Semen Indonesia (menjadi leader sebelum 2025)," ujar Dwi.

Dia bilang, untuk meningkatkan kapasitas produksi Semen Indonesia, masih terbuka kesempatan di Vietnam, Myanmar, maupun Bangladesh. Proses akuisisi Bangladesh belum sampai tahap valuasi. Namun, ada beberapa calon dengan kapasitas variatif antara 600.000 ton per tahun hingga 1,5 juta ton per tahun.

"Semuanya swasta, karena kalau mau BUMN-nya mereka, urusannya juga agak ruwet," imbuh dia.

Diharapkan, akuisisi Bangladesh bisa direalisasikan pada kuartal pertama 2015. Adapun yang paling mendekati adalah akuisisi pabrik semen di Myanmar, yang rencananya akan dituntaskan akhir tahun ini. Dwi menuturkan, bahan baku di Myanmar sangat melimpah.

Diharapkan, seusai akuisisi, kapasitas produksi pabrik Myanmar tersebut meningkat dari 500.000 ton per tahun menjadi 1,5 juta ton per tahun. Sementara itu, untuk Vietnam, Semen Indonesia juga akan meningkatkan kapasitas produksinya. Pada 2012 lalu, Semen Indonesia telah mengakuisisi 70 persen saham Thang Long Cement, perusahaan semen di Vietnam berkapasitas 2,3 juta ton per tahun. Ekspansi besar-besaran di regional tidak membuat Semen Indonesia lupa meningkatkan kapasitas domestik.

Dwi menegaskan, setiap tahun Semen Indonesia mengucurkan 85 persen modal untuk pengembangan domestik, termasuk hilirisasi, dan sisanya untuk pengembangan regional. Ekspansi regional tersebut, kata Dwi, justru juga untuk menjaga market domestik dari serbuan pemain asing.

"Ketika ekspansi ke regional maksudnya adalah melindungi domestik. Prinsipnya begini, defense paling bagus adalah offense. Saya penganut Van Gaal," ucap Dwi.

Dengan ekspansi besar-besaran pula di dalam negeri, tentu muncul kemungkinan oversupply. Namun Dwi memperhitungkan, jika pertumbuhan permintaan semen bisa mencapai 10 persen per tahun, maka kelebihan suplai sebesar 5 persen adalah hal yang masih terbilang aman. Toh kata dia, kelebihan tersebut biasanya digunakan untuk mengisi permintaan kuartal awal tahun berikutnya, ketika pada saat itu banyak pabrik tengah dalam proses overhaul.

Saat ini permintaan domestik semen mencapai sekitar 62 juta ton per tahun. Dengan tambahan kira-kira 6 juta ton per tahun, Dwi mengatakan, kelebihan atau ekses produksinya sekitar 3,5 juta ton per tahun, ketika semua pabrik sudah beroperasi dan menghasilkan semen.

"Kenapa harus ekses? Agar persaingan terjadi baik dan tidak membuat orang impor. Dan ekses 5 persen itu balance, karena tahun berikutnya biasanya triwulan pertama permintaan jalan tapi mesin overhaul," tukas Dwi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

Whats New
Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Whats New
Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Whats New
Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Whats New
Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Whats New
OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin 'Student Loan' Khusus Mahasiswa S-1

OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin "Student Loan" Khusus Mahasiswa S-1

Whats New
Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Whats New
Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Whats New
Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Whats New
Tinjau Fluktuasi Bapok, KPPU Lakukan Sidak Serentak di Sejumlah Pasar

Tinjau Fluktuasi Bapok, KPPU Lakukan Sidak Serentak di Sejumlah Pasar

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Kemenhub: KNKT Akan Investigasi Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Kemenhub: KNKT Akan Investigasi Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Whats New
Telat Bayar Tagihan Listrik Bisa Kena Denda, Berapa Biayanya?

Telat Bayar Tagihan Listrik Bisa Kena Denda, Berapa Biayanya?

Whats New
Harga Bahan Pokok Senin 20 Mei 2024, Harga Cabai Merah Keriting Turun

Harga Bahan Pokok Senin 20 Mei 2024, Harga Cabai Merah Keriting Turun

Whats New
Simak, Ini Cara Cek Lolos Tidaknya Seleksi Prakerja 2024

Simak, Ini Cara Cek Lolos Tidaknya Seleksi Prakerja 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com