"Kalau nanti (BBM) dinaikkan bagaimana shortterm-nya? Kita mempersiapkan program komprehensif, dari pendidikan, kesehatan, menciptakan lapangan kerja selama 6 bulan setelah BBM dinaikkan," kata anggota tim transisi bidang ekonomi Jokowi-JK, Wijayanto Samirin dalam diskusi bertajuk 'Subsidi BBM: Solusi atau Masalah?' di Menteng, Jakarta, Minggu (7/9/2014).
"Kemudian ada cash tapi bukan BLT (Bantuan Langsung Tunai), tapi insentif. Itu akan dikemas tidak untuk konsumsi, tapi digunakan untuk mendorong aktivitas produksi," kata dia.
Dia bilang, tim sedang mempersiapkan program agar kemiskinan tidak melejit dan inflasi juga terkendali meskipun ada kenaikan harga BBM. Program tersebut masih sebatas opsi-opsi, namun akan dipilih oleh Jokowi-JK dan bakal dipaparkan ke publik.
"Jadi, kita sedang menganalisis berbagai program yang diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kalaupun ada pengaruhnya ketika keputusan berat (kenaikan harga BBM) itu diambil, itu moga-moga tidak terlalu drastis dan moga-moga temporer saja," jelas Wijayanto.
Ia mengatakan, tim tengah menghitung kenaikan harga dari rentang Rp 5.000 hingga Rp 3.000 per liter. Akibat kenaikan tersebut, angka inflasi diperkirakan bertambah antara 0,72 persen hingga 4 persen, tergantung besaran kenaikan dan timing. Selain perhitungan waktu, dampak kenaikan harga BBM terhadap kemiskinan diakuinya masih dikaji.
"Nah, kapan itu dinaikkan, itu bukan keputusan ekonomi, tapi keputusan politis," kata Wijayanto.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.