Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/09/2014, 21:42 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Tim Transisi bidang ekonomi Joko Widodo-Jusuf Kalla, Wijayanto Samirin, mengatakan, satu dari sekian opsi yang kini tengah didesain untuk mengantisipasi dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) adalah pemberian bantuan langsung.

"Tapi, bukan BLT (bantuan langsung tunai), tapi insentif. Itu akan dikemas tidak untuk konsumsi, tapi digunakan untuk mendorong aktivitas produksi," kata dia dalam diskusi bertajuk Subsidi BBM: Solusi atau Masalah? di Menteng, Jakarta, Minggu (7/9/2014).

Wijayanto menjelaskan, nantinya bantuan langsung tersebut diarahkan supaya tidak hanya dimanfaatkan untuk konsumsi saja, tetapi juga dimanfaatkan untuk hal-hal yang sifatnya produktif.

Di samping bersifat cash, yang sedang tim persiapkan saat ini adalah diberikan juga program pendampingan. "Konkretnya akan ada kelompok kecil yang akan didampingi tim untuk menjalankan bisnis kecil. Tergantung daerahnya, kalau di pedesaan, ya yang sesuai dengan desa. Kalau di kota ya bisnis yang pas untuk masyarakat perkotaan," imbuh Deputy Rector for Cooperation and Business Development Universitas Paramadina itu.

Selain itu, perbedaan lainnya adalah program bantuan ini akan memberdayakan para pendamping yang dikoordinasikan dalam sebuah lembaga koordinator.

Menurut Wijayanto, saat ini memang banyak program untuk masyarakat miskin dan perdesaan yang dilakukan oleh kementerian/lembaga. Namun, lantaran saking banyaknya, justru monitoring atau pengawasan program menjadi kurang efektif.

Keberadaan badan atau lembaga koordinator dimaksudkan agar program bantuan langung bisa lebih terorganisasi. Sementara itu, mengenai anggaran program bantuan langsung, Wijayanto memastikan hal tersebut sedang dalam proses kajian.

"Jadi, itu program yang disiapkan ketika nanti harga BBM dinaikkan. Tapi, belum ada kepastian apakah itu jadi dilaksanakan atau tidak. Itu tergantung Pak Jokowi dan Pak JK, tapi ini kita siapkan," ucap dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Perkuat Ketahanan Pasokan Gas Bumi, PGN Jalin Sinergi dengan EMCL, HCML, Petronas, dan PEP

Perkuat Ketahanan Pasokan Gas Bumi, PGN Jalin Sinergi dengan EMCL, HCML, Petronas, dan PEP

Whats New
Mentan Lepas Ekspor Mangga Gedong Gincu ke Arab Saudi

Mentan Lepas Ekspor Mangga Gedong Gincu ke Arab Saudi

Whats New
GAPPRI Ungkap Alasan Tolak RPP Pengamanan Zat Adiktif Tembakau

GAPPRI Ungkap Alasan Tolak RPP Pengamanan Zat Adiktif Tembakau

Rilis
Bos BI Proyeksi The Fed Bakal Naikkan Suku Bunga Acuan pada November

Bos BI Proyeksi The Fed Bakal Naikkan Suku Bunga Acuan pada November

Whats New
Cerita di Balik Penamaan Whoosh untuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Cerita di Balik Penamaan Whoosh untuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Whats New
Akhir Pekan, Harga Ayam, Daging Sapi hingga Cabai Merah di Jakarta Naik

Akhir Pekan, Harga Ayam, Daging Sapi hingga Cabai Merah di Jakarta Naik

Whats New
Cara Resign Kerja Tanpa Drama dan Tetap Profesional

Cara Resign Kerja Tanpa Drama dan Tetap Profesional

Work Smart
Kilas Balik Kereta Cepat, Minta Konsesi 50 Tahun, tapi Ditolak Jonan

Kilas Balik Kereta Cepat, Minta Konsesi 50 Tahun, tapi Ditolak Jonan

Whats New
Pelaku Industri Tembakau Sedih, Produknya Menuai Banyak Larangan untuk Dipasarkan

Pelaku Industri Tembakau Sedih, Produknya Menuai Banyak Larangan untuk Dipasarkan

Whats New
Catatkan Kinerja Solid, Laba BSI Melesat 32,41 Persen pada Kuartal II 2023

Catatkan Kinerja Solid, Laba BSI Melesat 32,41 Persen pada Kuartal II 2023

Whats New
Cara Cek Keaslian Meterai Elektronik secara Online

Cara Cek Keaslian Meterai Elektronik secara Online

Whats New
Bali Commitment, Saatnya 'Gaspol' Kejar Target Produksi Migas

Bali Commitment, Saatnya "Gaspol" Kejar Target Produksi Migas

Whats New
Bermalam di IKN, Sri Mulyani: Merdu Suara Serangga dan Jangkrik...

Bermalam di IKN, Sri Mulyani: Merdu Suara Serangga dan Jangkrik...

Whats New
Ekonom: Proyek Kereta Cepat Masuk Kategori Jebakan Utang China

Ekonom: Proyek Kereta Cepat Masuk Kategori Jebakan Utang China

Whats New
 United Tractors Selesaikan Pengambilan 19,9 Persen Kepemilikan Saham di Nickel Industries Limited

United Tractors Selesaikan Pengambilan 19,9 Persen Kepemilikan Saham di Nickel Industries Limited

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com