Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintahan Baru Didorong Wujudkan Pembangunan Kilang

Kompas.com - 11/09/2014, 02:17 WIB
Tabita Diela

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat migas Kurtubi, mengungkapkan bahwa industri minyak dan gas (migas) Indonesia sudah tidak lagi seperti dulu. Maka itu, harus ada perubahan.

Menurut dia, tidak lazim lagi memberikan subsidi, sementara penerimaan dari sektor migas lebih kecil dari subsidi migas. "Pertama, industri migas kita tidak seperti dulu lagi. Kalau dulu, memberikan subsidi tidak masalah karena produksinya tinggi. Kini, penerimaan migas mungkin lebih kecil dari subsidi migas. Apa yang akan diberikan pada generasi mendatang kalau kita pakai semua?" ujarnya di Jakarta, Rabu (10/9/2014).

Menurut Kurtubi, pemerintah harus mengupayakan peningkatan produksi migas lewat dukungan ekplorasi cadangan baru. Selain itu, eksplorasi cadangan baru pun perlu didukung pula oleh peringanan pajak.

"Kita harapkan, pemerintah baru menyederhanakan sistem. Lex specialis, prinsip migas yang diperlakukan khusus. Bukan aturan pajak umum diberlakukan untuk migas. Sekarang pelaku usaha diberlakukan pajak aneh-aneh yang berlaku umum. Di migas tidak ada, karena risiko tinggi. Mustinya sebelum menemukan minyak, tidak ada pajak," ujar Kurtubi.

Langkah ini bukan langkah main-main. Menurut Kurtubi, dukungan pemerintah tersebut bisa mendorong eksplorasi potensi cadangan minyak Indonesia yang mencapai 80 miliar barel. Bandingkan dengan cadangan minyak Indonesia saat ini yang hanya sebanyak 3,7 miliar barel.

Sayangnya, mengeksplorasi butuh biaya besar dan berisiko. Menurut Kurtubi, dengan memberikan keringanan pajak, maka pemerintah mendukung eksplorasi cadangan minyak baru. "Jawaban BBM, bangun kilang. Bangun kilang itu mustahil rugi. Kok bisa enggan, Pertamina? Keuntungan kecil iya, dibanding hulu, tapi mustahil rugi," pungkas Kurtubi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com