Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Mayoritas Profesional, Kabinet Jokowi Tebarkan Harapan

Kompas.com - 16/09/2014, 09:03 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Lebih banyaknya orang dari kalangan profesional ketimbang partai politik dalam struktur kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla dinilai sebagai sebuah kemajuan besar.

"Ini sebuah kemajuan besar. Pertama, jumlah profesional lebih banyak dari partai politik," kata Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada, A.Tony Prasetiantono kepada Kompas.com, Senin (15/9/2014) malam.

Sebagaimana diberitakan,  Jokowi-JK telah menyusun komposisi kabinet yang terdiri dari 18 menteri dari kalangan profesional, dan 16 menteri dari partai politik. (Baca: Anggota Kabinet Jokowi 18 Orang Profesional, 16 Asal Parpol).

Tony juga menilai sebuah kemajuan besar posisi wakil menteri dihilangkan, kecuali Wakil Menteri Luar Negeri. Banyaknya wakil menteri di era Susilo Bambang Yudhoyono menurutnya bisa diinterpretasikan dua hal.

"Menterinya tidak kompeten, atau menterinya bukan pekerja keras, dan sibuk mengurus politik," kata dia.

Lebih lanjut, Tony menilai sebuah langkah maju ketika posisi yang strategis dan "basah" seperti Kementerian Keuangan, Kementerian ESDM, serta Kementerian BUMN diserahkan pada kalangan profesional.

"Kementerian-kementerian ini rawan terjadi korupsi, seperti di era SBY. Jadi, secara umum, kabinet Jokowi menebarkan harapan, kerja keras, efisien, dan meminimalkan kemungkinan terjadinya korupsi," tandas Tony.

baca juga: Jokowi: Indonesia Perlu Orang Marketing

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com