NTT pun memastikan mulai pekan ini sudah bisa kembali melakukan pengapalan konsentran tembagsa. "Bagi 8000 karyawan dan kontraktor dimulainya kembali kegiatan operasi tambang Batu Hijau ini merupakan titik tonggak penting kembali mata pencahariannya," kata Presiden Direktur NTT Martiono Hadianto melalui siaran pers, Senin (22/9/2014).
Martiono menuturkan, kegiatan operasi kembali (ramp-up) telah berlangsung sejak awal September, semenjak Nota Kesepahaman dengan Pemerintah Indonesia ditandatangani. Sehingga, kegiatan penambangan dan pengolahan yang telah direncanakan diperkirakan akan dicapai pada Oktober.
Pemanggilan seluruh karyawan dan kontraktor yang diperlukan untuk menjalankan dan memelihara kegiatan operasi secara normal sedang dilakukan secara bertahap dan mereka diharuskan mengikuti kembali pelatihan penyegaran keselamatan kerja.
“Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh karyawan atas dukungan dan kesabaran yang telah diberikan selama masa sulit ini. Kami juga sangat menghargai Pemerintah yang senantiasa bekerja sama dengan PTNNT dalam menyelesaikan Nota Kesepahaman dan mengeluarkan izin ekspor,” ujarnya.
Dengan telah ditekennya Nota Kesepahaman dan diterimanya izin ekspor, perseroan bersedia untuk membayar bea keluar dengan ketentuan tarif yang telah ditetapkan dalam peraturan baru yang dikeluarkan pada Juli 2014, menyediakan jaminan keseriusan sebesar 25 juta dollar AS sebagai bentuk kesungguhan dalam mendukung pembangunan smelter, membayar royalti sebesar 4 persen untuk tembaga, 3,75 persen untuk emas, dan 3,25 persen untuk perak, serta membayar iuran tetap per hektar. (Yudho Winarto)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.