Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Sesuai Harapan, LCGC Dievaluasi Pemerintah

Kompas.com - 23/09/2014, 11:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) mewacanakan penghentian penjualan mobil murah ramah lingkungan alias low cost green car (LCGC). Kementerian Keuangan akan menyiapkan data pendukung bagi pemerintahan baru mendatang guna memutuskan nasib insentif pajak di kendaraan itu.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Andin Hadiyanto mengatakan, saat ini pihaknya sedang mengevaluasi kebijakan yang mendasari LCGC. Soalnya, keberadaan LCGC memang tak sesuai dengan harapan.

Awalnya, pemerintah berharap LCGC mampu menekan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi karena mobil ini khusus menggunakan BBM non-subsidi. Nyatanya, pengguna LCGC malah membeli BBM subsidi.

Pemerintah juga menginginkan LCGC mendorong kegiatan ekspor otomotif. Bahkan, pemerintah mensyaratkan kelangsungan kebijakan ini dengan ekspor minimal 10 persen dari total produksi. Namun, ekspor LCGC jauh dari syarat minimal.

Menurut Andin, Kemenkeu masih berkomunikasi dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk mengetahui perkembangan penerapan kebijakan LCGC. Selain itu, untuk mengatasi penggunaan BBM bersubsidi, juga ada rencana untuk menggunakan mulut pipa mobil yang berbeda. Namun, hingga sekarang ini, belum ada pembahasan lebih lanjut.

"Yang jelas keputusan cabut atau tidak urusan pimpinan (presiden)," ujar Andin, Senin (22/9/2014).

Hal ini mengingat kebijakan LCGC lahir dari peraturan pemerintah, yakni Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 Tahun 2013 tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM), memberikan pajak 0 persen dari harga jual untuk kendaraan bermotor yang termasuk program mobil hemat energi dan harga terjangkau. Jika insentif tersebut dicabut, mobil LCGC dikenakan pajak PPnBM sebesar 10 persen. 

Presiden terpilih Jokowi pada akhir pekan lalu mengatakan tidak akan menjual mobil LCGC pada masa pemerintahannya. Salah satu spekulasi alasan yang muncul di balik sikap Jokowi tersebut adalah karena LCGC dianggap sebagai sumber pemborosan BBM bersubsidi dan biang kemacetan.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) mencatat total penjualan mobil LCGC dari Januari-Agustus 2014 mencapai 113.752 unit. Mobil murah ramah lingkungan yang diproduksi oleh Toyota, yaitu Agya, menjadi mobil LCGC yang paling laris, dengan penjualan sebesar 46.399 kendaraan. (Margareta Engge Kharismawati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Whats New
Cadangan Devisa RI  Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Cadangan Devisa RI Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Whats New
Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Whats New
Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com