Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Tahun Depan Belum Kondusif, Bank Harus Kreatif

Kompas.com - 24/09/2014, 22:58 WIB
Tabita Diela

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Bankir dan pengamat menyatakan bahwa tahun depan kondisi perekonomian Indonesia tidak kondusif. Untuk menjaga pertumbuhannya, perbankan nasional harus kreatif menyingkapi keadaan tersebut.

Pengamat perbankan Ryan Kiryanto mengatakan, kondisi yang tidak kondusif tersebut berasal dari dalam dan luar negeri. "Dana dalam bentuk rupiah, atau dollar yang ada di dalam negeri, sebagian akan keluar. Ini yang membuat ada potensi likuiditas di tahun depan masih tetap ketat. Itu dari faktor Amerika Serikat. Kalau dari faktor dalam negeri kondisi ekonominya relatif tidak kondusif," ujar Pengamat perbankan, Ryan Kiryanto di Jakarta, Rabu (24/9/2014).

Menurut Ryan, pertumbuhan bank akan sangat tergantung pada kondisi perekonomian. Kalau ekonomi tertekan, bank juga akan mengalami tekanan, terutama terkait likuiditas. Apalagi, saat ini kebijakan moneter masih ketat. Pemerintah mendatang pun disinyalir masih akan menerapkan kebijakan ekonomi ketat.

"Oleh karena itu, bank-bank harus mulai sekarang ini memikirkan bagaimana menghadapi tekanan likuiditas tersebut. Caranya banyak, dengan memperbaiki struktur funding, tidak hanya bertumpu pada dana mahal saja, tapi juga berkreatifitas menggali sumber dana yang relatif murah, khususnya dari tabungan," tegas Ryan.

Langkah kreatif bank bisa dilakukan dengan cara membuat berbagai produk tabungan dan turunnya. Menurut Ryan, potensi pasar tabungan di daerah cukup besar. "Kalau di kota besar, karena tingkat pemahaman keuangan masyarkatnya lebih tinggi, atau lebih baik, tentu mereka cenderung menempatkan dananya di deposito. Tapi, untuk masyarakat di daerah, mungkin mereka dengan menyimpan duitnya di tabungan sudah senang," ujarnya.

Selain itu, Ryan juga meyarankan bank melakukan diversifikasi sumber pendanaan. Menurutnya, bank seharusnya tidak lagi idak lagi bertumpu pada dana publik atau dana masyarakat, tapi juga memanfaatkan pasar uang antar bank, atau PUAB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Whats New
Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com