Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Langkah Awal untuk Berinvestasi

Kompas.com - 29/09/2014, 06:06 WIB
Tabita Diela

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Investor memiliki kebiasaan yang berbeda dari masyarakat pada umumnya. Health of Wealth Management Products and Service Commonwealth Bank, Rheza Karyanto, menyebutkan, bersikap seperti investor bisa menjadi langkah awal berinvestasi.

"Saya ingin membuka pikiran Anda, bagaimana bersikap sebagai investor," ujar Rheza dalam seminar bertajuk "Act Like Investor" di acara Indonesia Financial Expo & Forum (IFEF), Sabtu (27/9/2014).

Menurut Rheza, pada dasarnya pola tindakan investor bisa dirangkum dalam "BAIK" atau bijak, alami, ikrar, dan kaya.

Bijak, menurut Rheza, berarti mengerti bahwa bukan berapa banyak uang yang bisa dihasilkan, tapi berapa banyak uang tersimpan. Uang yang dipunya harus digunakan dengan bijak. "Uang tersebut bisa diinvestasikan kembali," ujarnya.

Selain menyimpan uang, Rheza juga mengingatkan calon investor untuk mendahulukan asuransi sebelum investasi. Menurut dia, belum banyak orang Indonesia yang sadar pentingnya asuransi.

"Jangan pikirkan investasi dulu kalau belum punya keuangan yang sehat. Pengeluaran harus lebih kecil dari penghasilan. Hitung pengeluaran untuk belanja dan cicilan, tidak boleh lebih dari setengah penghasilan. Utang juga harus dijaga, jangan sampai lebih dari sepertiga penghasilan kita. Kita juga harus bisa cadangkan dana, sebesar tiga kali dari gaji," katanya.

Dia mengatakan, masyarakat harus memilih investasi yang dimengertinya. Hal ini, menurut Rheza, masuk dalam kategori "alami".

Rheza menekankan, selain berinvestasi pada alat atau model yang dekat dengan kesukaan, hobi, dan kehidupan, gunakan pula prinsip investasi dalam kehidupan sehari-hari. Intinya, kegiatan apapun yang kita lakukan untuk menambah kekayaan, itulah investasi.

Selanjutnya, Rheza juga menyebut "ikrar". Menurut dia, investasi membutuhkan disiplin dan komitmen. Investasi harus dilakukan dengan konsisten.

Terakhir, investor menurut Rheza, harus "kaya". "Kaya" tidak semata-mata berarti memiliki banyak aset.

Dalam kesempatan yang sama, Perencana Keuangan Independen dari Finansia Consulting, Eko Endarto mengungkapkan, "kaya" adalah proses untuk menjadi lebih baik lagi.

"Kaya itu adalah proses untuk menjadi lebih baik lagi itu juga namanya investasi. Untung dalam berinvestasi juga risiko. Ada risiko untung dan ada risiko rugi. Jika tidak sesuai harapan, kita sebut rugi," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Spend Smart
Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Spend Smart
Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Spend Smart
Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

Whats New
Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com