Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inflasi September 0,27 Persen

Kompas.com - 01/10/2014, 11:36 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Badan Pusat Statistik (BPS) melansir, indeks harga konsumen September 2014 sebesar 0,27 persen, inflasi tahun kalender sebesar 3,71 persen, inflasi tahun ke tahun (YoY) sebesar 4,53 persen, inflasi komponen inti September 2014 sebesar 0,29 persen, dan inflasi inti tahun ke tahun sebesar 4,04 persen.

"IHK sebesar 0,27 persen kalau dibandingkan dengan enam tahun terakhir, ini merupakan terendah ketiga,” ujar Kepala BPS, Suryamin, di Jakarta, Rabu (1/10/2014).

Dia bilang, inflasi September 2014 sebesar 0,27 persen sama dengan yang terjadi pada September 2011. Ini menandakan, kenaikan harga cukup terkendali. Pada September 2009, IHK mencapai 1,05 persen, dan turun pada September 2010 di level 0,44 persen.

Sementara itu inflasi pada September 2012 sebesar 0,01 persen, dan pada September tahun lalu terjadi deflasi 0,35 persen. Suryamin mengatakan, dari 82 kota IHK, terjadi inflasi di 64 kota, dan deflasi di 18 kota. Pangkal pinang mengalami kenaikan IHK tertinggi sebesar 1,29 persen, sedangkan Gorontalo mengalami kenaikan IHK terendah sebesar 0,03 persen. Adapun deflasi tertinggi terjadi di Tual di level 0,89 persen.

“Tiga kota di Jawa mengalami deflasi, tiga kota di Sumatera mengalami deflasi, dan 12 kota di luar Jawa dan Sumatera mengalami deflasi. Ini yang saya katakan pengendalian cukup merata, di Jawa, Sumatera, dan luar Jawa dan Sumatera,” imbuh Suryamin.

Berdasarkan kelompok pengeluarannya, bahan makanan, sandang, dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami deflasi, masing-masing 0,17 persen, 0,17 persen, dan  0,24 persen.

Kelompok bahan makanan mengalami deflasi didorong suplai yang cukup seperti pada produk hortikultura bawang merah, ikan, daging, bahkan jengkol. Kelompok sandang mengalami deflasi dipicu penurunan harga emas dunia.

Sementara kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami deflasi karena tarif angktuan udaha sudah mulai turun. Di sisi lain, kelompok pendorong inflasi adalah perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar, dengan inflasi sebesar 0,77 persen.

Suryamin menjelaskan inflasi kelompok pengeluaran ini dipicu kenaikan harga LPG 12kilogram. Inflasi kelompok tersebut mengerek harga pada kelompok makanan jadi, minuman rokok dan tembakau dengan inflasi sebesar 0,51 persen. Sementara itu, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami inflasi 0,68 persen dipicu tahun ajaran baru. Sedangkan kelompok kesehatan mengalami inflasi 0,29 persen.

“Komponen inti inflasinya 0,29 persen, harga yang diatur pemerintah inflasinya 0,54 persen karena ada kenaikan harga LPG dan tarif listrik. Sehingga inflasinya lebih tinggi dari inflasi umum. Harga bergejolak terjadi deflasi karena ada deflasi pada kelompok bahan makanan, sandan, dan transportasi, komunikasi dan jasa keuangan,  0,22 persen,” ucap Suryamin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com