"Kalau yang agro, senang. Karena dia jualnya kan dengan dollar AS, jadi ada yang ekspor dan ada yang tidak. Plus-minusnya ada. Tapi kalau otomotif kan berat," ujar Paulus di Jakarta, Jumat (10/10/2014).
Diversifikasi yang dilakukan Astra International, menurut Paulus, memegang peranan penting dalam menghadapi keadaan semacam ini. Selain di sektor agraria, ada pula kegiatan usaha perusahaan yang menurut Paulus tidak terlalu terpengaruh anjloknya nilai tukar rupiah. Paulus mencontohkan jalan raya.
"Cuma, kalau jalan raya kan tidak ada masalah. Rupiah-rupiah, tidak ada masalah. Jadi, karena Astra bisnisnya banyak, jadi saling begini," imbuhnya.
Lebih lanjut, Paulus juga mengungkapkan bahwa kondisi ekonomi domestik saat ini hanya sementara. Perekonomian Indonesia, menurut dia, akan kembali baik di tahun depan. Kegamangan di sektor politik pun tidak akan selamanya terjadi.
"Kami percaya siapa pun (pemimpinnya), ini hanya sementara. Kita percaya Indonesia akan bagus, tahun depan pasti jadi tujuan investasi, siapa lagi di ASEAN kalau tidak Indonesia?" pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.