Hutan yang hilang di pedalaman Papua
sudah lama menjadi perhatian para ilmuwan. Bahkan, itu pulalah yang melahirkan James Tobin sebagai penerima Nobel Memorial Prize in Economic Sciences pada tahun 1981. Teorinya sangat dikenal: Intergenerational Equity.Lantas apa hubungannya antara Tobin, hutan di Papua dan dana abadi universitas?
Begini ceritanya. "Aku adalah tanah," kata masyarakat adat Papua. Itu sebabnya hutan dan tanah dipertahankan sebagai hak ulayat, tidak bisa dijual. Apa daya, perlahan-lahan tanah itu dikapling investor dengan bantuan aparatur, kadang diwarnai kekerasan atau korupsi.
Singkat cerita, hutan abadi, rumah dan pemberi kehidupan abadi itu lenyap perlahan-lahan digantikan kebun-kebun sawit. Bagi James Tobin, itu akan terjadi Intergenerational inequality: Kualitas hidup anak-anak kita akan timpang, lebih miskin dari kita. Kita korbankan masa depan demi hari ini.
Hutan yang hilang sulit dikembalikan, tetapi belajar dari hal itu, kampus-kampus besar dunia sebagai pengawal masa depan bangsa bekerja keras menggalang dana abadi, agar para penerus tidak kalah bagus dari generasi pendahulunya. Yang boleh diambil hanyalah hasil dari investasi dana abadi itu, bukan “hutan abadinya". Kampus tak boleh menjadi "pemalak" bagi bangsanya yang akan memimpin masa depan, melainkan harus menjadi ajang kontribusi, ajang perjuangan para pemimpin. Inilah logika dasar universitas-universitas kelas dunia.
Endowment Fund Pendidikan
Tak banyak orang tahu bahwa 65 persen mahasiswa Harvard University menerima beasiswa rata-rata sebesar 46.000 dollar AS per tahun. Untuk keluarga miskin yang penghasilan keluarga (per tahun) di bawah 65.000 dollar AS bahkan dibebaskan uang kuliah. Kita semua tahunya Harvard University itu mahal. Anda harus menjual setidaknya 2 buah rumah untuk menyekolahkan anak di sana.
Tetapi selama saya menemani Prof. Michael Porter di kantornya yang dibikin spesial (karena ia dikenal dengan reputasinya), saya menemukan fakta-fakta lain. Mereka datang dari mancanegara dan diberi beasiswa besar-besaran. Anda ingin tahu dari mana sumbernya?
Itulah hasil investasi dari dana abadi (Endowment Fund) yang besarnya 36,4 miliar dollar AS, atau setara Rp 440 triliun. Dana itu pulalah yang banyak mengalir ke berbagai sektor keuangan dan sektor riil di Indonesia, diinvestasikan dalam bentuk proyek-proyek infrastruktur dan energi, yang hasil keuntungannya dijadikan dana pengembangan Harvard University.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.