Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkolaborasi untuk Wujudkan Demokratisasi Ekonomi

Kompas.com - 19/10/2014, 00:27 WIB
Bambang Priyo Jatmiko

Penulis


KOMPAS.com - Program inklusi finansial membutuhkan kerjasama berbagai pihak, dan tak hanya menjadi tugas Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan pelaku industri di sektor keuangan.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merupakan lembaga yang sama sekali baru di negeri ini. Terlahir dengan berlandaskan UU nomor 21 tahun 2011, lembaga ini memiliki tugas utama menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan, dan bersifat independen.

Meski baru “seumur jagung”, lembaga  ini sudah mengemban tugas berat, karena harus mengawasi sektor industri yang nilai asetnya mencapai sekitar Rp 8.000 triliun. Tugas berat ini terus dijalankan oleh OJK, walau masih ada kekurangan di sana-sini.

OJK selama ini cukup memiliki perhatian besar terhadap proses distribusi kesempatan bagi seluruh penduduk Indonesia. Hal ini berangkat dari sebuah keprihatinan mengenai rendahnya aksestabilitas penduduk terhadap sektor keuangan. Sehingga, digagaslah gerakan inklusi finansial dengan melibatkan berbagai pihak.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D. Hadad beberapa waktu lalu mengatakan inklusi keuangan tidak hanya terbatas pada bagaimana menyediakan kredit bagi masyarakat miskin dan usaha mikro kecil. Lebih dari itu, upaya ini juga menjadi sebuah ikhtiar untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih berkualitas dan berkelanjutan tanpa mengorbankan stabilitas sistem keuangan.

Memang, pada masa lalu, sistem keuangan acapkali dikorbankan guna mengejar pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Krisis ekonomi 1998 mengingatkan, betapa kebijakan Pemerintahan Orde Baru tidak memperhatikan sisi prudential dari sistem keuangan. Sehingga yang menjadi korban tak sebatas industri keuangan, namun juga berimbas ke sektor riil bahkan berimplikasi luas hingga ke ranah politik.

“Program inklusi keuangan tidak hanya mendorong dari salah satu sisi namun harus saling mengisi dan menciptakan sinergi. Dari sisi supply diperlukan industri yang menawarkan produk atau layanan keuangan yang customer-centric disertai infrastruktur finansial yang baik,” kata Muliaman.

OJK cukup menyadari bahwa inklusi keuangan ini sangat perlu dijalankan sebagai salah satu agenda mewujudkan demokratisasi ekonomi. Untuk itu, lembaga ini mewajibkan seluruh bank melaksanakan kegiatan inklusi finansial dalam program CSR-nya.

Selain itu, program ini juga sebuah upaya untuk mendorong agar masyarakat, utamanya yang selama ini tak bisa mengakses industri keuangan, memiliki kesempatan yang sama dengan masyarakat lainnya. Sehingga akan mampu meningkatkan kesejahteraan.

Untuk mengimplementasikannya, OJK mewajibkan pelaku industri keuangan menjalankan CSR program inklusi keuangan. Gayung bersambut, pelaku industri keuangan merespon positif seruan gerakan itu.

Berbagai kegiatan digelar oleh pelaku usaha industri keuangan. Mulai dari pelatihan pengelolaan keuangan, hingga pengelolaan usaha. Pun, audience yang terlibat tak terbatas pada masyarakat miskin, namun juga kelompok adat, hingga murid di sekolah umum dan pesantren.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Whats New
Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com