Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Bangun Pabrik Gula Rafinasi, Ini Alasan RNI

Kompas.com - 19/10/2014, 19:29 WIB
Tabita Diela

Penulis


INDRAMAYU, KOMPAS.com- Keinginan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) membangun pabrik gula rafinasi didorong oleh keinginan menggenjot pemasukan devisa negara. Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama RNI, Ismed Hasan Putro, dalam perayaan hari jadi RNI ke-50 di Mushola Al-Barokah di Desa Sukamulia, Kecamatan Tukgana, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Minggu (19/10/2014).

Menurut Ismed, beberapa waktu yang lalu dia sudah berbicara langsung dengan Menteri Perindustrian, MS Hidayat, mengenai keinginannya. Namun, Ismed masih harus menunggu lantaran ada pihak yang menentang gagasan tersebut.

"Kami mengajukan ke Pak Hidayat kapasitasnya 2.500 ton per day. Sekitar 2,5 juta (ton) dalam satu tahun. Namun kami berkomitmen bahwa gula rafinasi itu akan kami ekspor keluar untuk mendapatkan devisa karena kami yakin betul, harga rafinasi kami sangat kompetitif dan bisa bersaing di pasar global. Jadi kami bukan pemain kandang. Kami ingin bermain di pasar regional dan juga internasional. Bukan untuk sekedar berburu rente, bukan sekedar untuk memuaskan birahi sebagai kartel," terang Ismed.

Ketika mengajukan ide ini, Ismed sebenarnya cukup percaya diri. Sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMN), RNI tidak hanya berperan sebagai tangan kanan pemerintah, namun juga sudah memiliki aset mumpuni. Saat ini RNI memiliki 10 pabrik gula dan memiliki lebih kurang 30.000 hektar lahan HGU sendiri.

"Tapi ironinya, pada saat kami berkonsultasi dengan Pak Menteri justru ada pejabat di lingkungan Kementerian Perindustrian yang menghalang-halangi, yang membuat segala argumentasi agar RNI tidak tejun ke gula rafinasi. Ini betul-betul ironi. Macam-macam alasannya. Padahal, dari persyaratan lahan segala macam kami jelas. Kami punya 30.000 hektar lahan, kok. Apanya kurang?" ucap Ismed.

Dalam rencana Ismed, RNI akan mengimpor gula rafinasi, mengolahnya bersama gula lokal, kemudian kembali diekspor.

"Kami berkomitmen nanti 60 sampai 70 persen gula rafinasi akan kita ekspor kembali. Itu komitmen kami. Tidak (untuk menyaingi gula rafinasi impor), kita ingin itu kami ekspor agar kita bisa mendapatkan devisa dari situ," tuturnya.

Menurut Ismed, pengajuan RNI untuk membangun pabrik refinasi masih berjalan. Saat ini, tahapan yang tengah dihadapi RNI adalah berusaha mendapatkan izin dari BKPM. Setelah mendapat izin, menurut perkiraan Ismet, pabrik tersebut akan segera didirikan, "Kita akan melakukan groundbreaking Desember atau November," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Whats New
Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Whats New
Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Whats New
Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Whats New
Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Whats New
Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Whats New
Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Whats New
Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Whats New
Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com