Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangkit Listrik Pakai Solar, PLN Sebut Bali Polusi

Kompas.com - 22/10/2014, 17:54 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kebutuhan listrik di kota-kota besar dan kota-kota wisata tentu sangat tinggi. PT PLN (Persero) sebagai perusahaan pelat merah penyalur listrik pun sudah pasti membutuhkan banyak pembangkit listrik.

Namun sayangnya, sumber energi primer yang digunakan pembangkit tersebut tak seluruhnya ramah lingkungan, contohnya solar. Padahal ada alternatif gas bumi yang bisa dimanfaatkan.

Senior Manager for Energy Planning and Evaluation di PT PLN (Persero), Chairani Rachmatullah mengatakan, akibatnya, kota-kota dengan demand listrik tinggi, terpaksa harus mengkonsumsi listrik dari sumber energi polutif, misalnya kata dia Bali.

"Bali ini kota yang menjadi destinasi wisata yang paling terkenal di dunia. Tapi Bali ini juga pulau yang paling kotor, karena seluruh pembangkit listriknya pakai solar dan disubsidi. Nah jadi, kalau ada bule yang punya rumah tinggal di situ, dia juga nikmati subsidi," kata dia dalam seminar "Revitalisasi Kebutuhan Gas untuk Industri", di Jakarta, Rabu (22/10/2014).

Menurut Chairani, pemerintah sedianya telah memiliki prioritas dalam alokasi gas domestik. Pertama, gas diprioritaskan untuk dimanfaatkan dalam proses lifting minyak bumi. Prioritas kedua, gas digunakan untuk industri pupuk. Setelahnya, gas diprioritaskan untuk digunakan membangkitkan listrik. Dan terakhir, gas diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan industri.

Kadangkala, PLN bisa mendapat alokasi gas lebih banyak, karena industri pupuk menolak harga yang ditawarkan. Chairani menyayangkan pasokan gas pipa yang saat ini makin berkurang. Padahal gas pipa ini jauh lebih murah. Alhasil, kebutuhan pembangkit PLN harus dipenuhi dari liquid natural gas (LNG).

Tahun depan, dia memperkirakan dibutuhkan setidaknya 53 cargo LNG. Namun hingga saat ini, PLN baru mendapat kepastian pasokan sebanyak 34 cargo, terdiri dari 12 cargo dari Tangguh, dan 22 kargo dari Bontang. "Nah ini kekurangannya di mana, yang harus kita cari," ujar Chairani.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

Whats New
Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Whats New
Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com