Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bambang Brodjonegoro, Akademisi yang Dipercaya jadi Menteri Keuangan

Kompas.com - 26/10/2014, 19:02 WIB
Tabita Diela

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Presiden Republik Indonesia, Joko "Jokowi" Widodo secara resmi telah mengumumkan nama-nama pengisi jabatan menteri. Di antara nama-nama tersebut, terselip nama Bambang PS Brodjonegoro, sosok yang selama ini dikenal sebagai Wakil Menteri Keuangan Indonesia.

Pria kelahiran Jakarta, 3 Oktober 1966 tersebut bernama lengkap Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro. Selain menguasai bidang ekonomi, Bambang juga sempat mempelajari tata wilayah dan perkotaan.

Dia telah menempuh pendidikan sarjana di bidang Ekonomi Pembangunan dan Ekonomi Regional pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (1985 sampai 1990). Bambang kemudian melanjutkan pendidikan di University of Illinois at Urbana-Champaign, Amerika Serikat, dan meraih gelar Master pada tahun 1995. Bambang juga disebut telah mendapatkan gelar Ph.D dari universitas yang sama pada Agustus 1997.

Bambang juga pernah menjadi dosen tamu pada The Department of Urban and Regional Planning, University of Illinois at Urbana-Champaign, Amerika Serikat (November 2002). Di tanah air, dia pernah menjabat sebagai Dekan FE UI (2005 sampai 2009). Hingga saat ini, Bambang masih menjabat sebagai Guru Besar Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Tidak sulit menerka buah pikiran Bambang mengenai ekonomi Indonesia. Selain menjabat posisi karier dalam Kementerian Keuangan, Bambang juga seorang pengajar yang kerap membagi pikirannya.

Dalam keynote speech-nya akhir September lalu, Bambang sempat mengungkapkan bahwa pemerintahan baru di bawah Presiden dan Wakil Presiden Terpilih, Joko Widodo dan Jusuf Kalla, punya pekerjaan rumah penting. Pekerjaan tersebut adalah memelihara inflasi dan mengurangi defisit neraca berjalan. Tentu saja, berdasarkan ujarannya ini, publik bisa mengira-ngira sepak terjangnya nanti.

"Kita harus membuat inflasi kita jadi 2 atau 3 persen. Karena, inflasi sangat penting untuk membuat pertumbuhan kita relatif stabil," ujar Bambang di Jakarta, Selasa (23/9/2014).

Kala itu, Bambang juga mengungkapkan pentingnya meningkatkan ekspor dan menekan impor. "Defisit neraca berjalan harus dikurangi. Tapi tentu ini lebih mudah diucapkan ketimbang dijalankan. Indonesia harus meningkatkan ekspor dan menekan impor. Kedua, defisit anggaran. Kita beruntung punya hukum yang membatasi sampai tiga persen. Tapi, kalu mendekati itu, sudah butuh banyak financing," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com