Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di AS, Peretasan Kartu Kredit Lebih Membuat Khawatir daripada Pembunuhan...

Kompas.com - 28/10/2014, 05:41 WIB


WASHINGTON, KOMPAS.com
 — Peretasan kartu kredit menjadi kejahatan nomor satu yang paling dikhawatirkan orang Amerika dibandingkan perampokan bahkan pembunuhan. Data itu merupakan hasil riset dari Gallup yang dirilis pada Senin (27/10/2014).

Seiring semakin maraknya pelanggaran transaksi elektronik yang dilaporkan oleh perusahaan ritel, dengan modus pencurian data kartu kredit pelanggannya, kesadaran akan ancaman peretas pun melonjak.

"Orang Amerika sekarang lebih khawatir data kartu kredit mereka diretas daripada (berhadapan dengan) kejahatan lain ketika ditanya, dan dengan persentase yang relatif tinggi, sebagian dari mereka sudah pernah menjadi korban peretasan," ujar Gallup.

Sebanyak 69 persen responden survei ini menyatakan bahwa mereka khawatir peretas akan mencuri data kartu kredit mereka dan memakainya untuk bertransaksi.

Kejahatan lain yang memberikan persentase tinggi dikhawatirkan oleh orang Amerika, berdasarkan survei itu, adalah peretasan dan pencurian data dari komputer dan telepon genggam.

Data lain di survei ini memberikan data yang cukup jauh selisih persentasenya dibandingkan kedua peretasan tersebut. Pencurian rumah kosong menjadi kekhawatiran bagi 45 responden survei, dan 42 persen dari mereka khawatir kecurian mobil.

Berikutnya, sekitar 31 persen orang Amerika khawatir anak-anak mereka yang masih berusia sekolah mengalami kekerasan fisik di sekolah atau dirampok. Menjadi korban terorisme "hanya" dikhawatirkan oleh 28 persen orang Amerika, pembunuhan dikhawatirkan oleh tak lebih dari 18 persen responden, serta penyerangan atau pembunuhan oleh rekan kerja menjadi kekhawatiran sekitar 7 persen responden.

Gallup menyatakan, 27 persen responden mengaku mereka atau keluarganya menjadi korban peretasan dalam setahun terakhir. Peretasan kartu kredit pun selalu masuk dalam daftar sembilan kejahatan yang pernah dialami seluruh responden.

Lalu, 11 persen responden mengatakan, mereka atau orang serumah mereka pernah mengalami peretasan komputer atau telepon genggam selama setahun terakhir. Kasus peretasan yang ini masuk dalam separuh isian daftar kejahatan yang pernah dialami para responden.

Data maraknya peretasan di jejaring ritel besar seperti "Target" dan "Home Depot" telah mengejutkan para responden survei. "(Data) ini bisa memengaruhi pola belanja orang Amerika untuk melindungi identitas dan keuangannya. Ada kemungkinan mereka akan menghindari toko yang pernah diretas dengan lebih sering membayar tunai atau menggunakan kartu prabayar (untuk telepon)," papar Gallup.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com