Gubernur BI Agus D. W. Martowardojo menyebutkan, beban pembayaran ULN berpotensi meningkat, sementara kapasitas pembayarannya justru menurun. Selama ini, BI pun tidak punya kapasitas untuk membatasi ULN swasta.
Bank Indonesia mencatat, ULN Indonesia pada akhir Agustus 2014 mencapai 290,4 miliar dollar AS. Jumlah tersebut terdiri dari ULN sektor publik sebesar 134,2 miliar dollar AS (46,2 persen dari total ULN) dan ULN sektor swasta 156,2 miliar dollar AS (53,8 persen dari total ULN).
Dalam presentasinya, Agus menuturkan saat ini pemulihan ekonomi global masih lemah. Amerika Serikat menunjukkan perbaikan perekonomian, sementara Eropa dan Jepang justeru sebaliknya. Selain pertumbuhan ekonomi dunia, isu seputar langkah yang akan diambil The Fed, serta melambatnya perekonomian Tiongkok juga akan berpengaruh bagi iklim usaha di Tanah Air.
"Kemarin sudah diputuskan bahwa sudah selesai, pembelian aset oleh The Fed, sekarang basically sudah masuk ke keadaan normal. Di kuartal kedua, atau kuartal ketiga Fed Fund Rate akan naik ke 2,9 persen. Amerika terus menyampaikan pesan bahwa Fed Fund Rate akan naik," papar Agus, Kamis (30/10/2014).
Agus menambahkan, kenaikan suku bunga acuan di Amerika Serikat juga dapat memicu mengalirnya modal keluar dari Indonesia dan menambah keketatan likuiditas dollar AS. Sementara, melemahnya pertumbuhan ekonomi Tiongkok akan berisiko bagi ekspor barang komoditas asal Indonesia.
"Melambatnya ekonomi China sebagai konsumen komoditas SDA terbesar, menyebabkan harga komoditas akan terus merosot," imbuhnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.