Menurut Susi, selama ini banyak yang berpikiran lemahnya pengamanan di laut lantaran kekurangan armada dan peralatan yang dimiliki. Padahal, menurut Susi, permasalahan terletak pada biaya operasionalnya.
"Kadang-kadang sehabis rakor, kepala saya agak deadlock karena tidak mengerti kita mau mengejar atau tambah patroli. Tapi kapal yang ada saja hanya 30 persen yang jalan," ujar Susi di Jakarta, Jumat (7/11/2014).
Susi mengatakan, cara untuk memperkuat pengawasan di laut sekarang ini bukan dengan jalan menambah armada kapal, melainkan dengan menambah anggaran operasional.
"Permasalahannya bukan di alatnya, melainkan di budget. Untuk menangkap illegal fishing, apakah kia harus membeli lagi (kapal), padahal yang ada pun belum dioperasikan semua karena BBM enggak ada," imbuhnya.
Sekarang ini, lanjut Susi, hanya 30 persen kapal milik kepolisian yang dioperasikan dari semua kapal yang dimiliki. Sementara di TNI Angkatan Laut, dari 70 kapal, hanya 12 yang dioperasikan.
"Angkatan Laut mengaku punya 70 kapal, dan yang jalan hanya 12 itu pun operasinya hanya 10 hari dalam sebulan. Polisi 460 cuma jalan 30 persen, itu pun operasinya tidak setiap hari, jadi solusinya bukan penambahan kapal, tapi operasional," tutur Susi. (Taufik Ismail)
Baca juga: CEO BNI: Ibu Susi, Mau yang Mana Dulu Fokusnya?
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.