Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/11/2014, 07:00 WIB

Oleh: Dedy Dahlan


KOMPAS.com —
Kalau semua profesi itu mungkin, profesi apa yang mau Anda pilih?

Banyak orang yang memilih profesi atau pekerjaannya karena bermacam-macam kebetulan.
Kebetulan ditawarin sama saudara dan teman, kebetulan cocok sama jurusan kuliah, kebetulan yang mewawancara adalah wanita cantik nan seksi, dan kebetulan-kebetulan lainnya.

Jadi, selama bekerja di "kantor kebetulan"-nya itu, banyak orang yang mendadak jadi hobi memandang kalender dengan "khusyuk" dan merindukan datangnya hari Jumat, saat mereka akan bisa berkemas dari kantor dan melambai-lambai mengucapkan selamat tinggal kepada bos dan meja kerja. Hingga hari Senin berikutnya tiba, mereka harus kembali lagi dengan hati berat dan pasrah.

Memilih profesi memang sering kali menjadi hal yang acak dan dipenuhi kebetulan, yang sebagai akibatnya, membuat proses kerja jadi menyebalkan. Dipikir-pikir, betapa konyolnya hal ini sebenarnya!

Kalau Anda bukan genderuwo, artinya Anda sama seperti saya. Kita hanya mempunyai 24 jam sehari. Lebih dari 8 jam sehari kita pakai buat kerja di kantor, 1-4 jam kita pakai di perjalanan menuju atau pulang dari kantor, dan 6-8 jam di antaranya kita pakai buat tidur supaya besok bisa ke kantor!

Artinya, waktu dominan dalam hidup kita sebenarnya dipakai buat kantor. Kerja dan aktivitas rutin!

Jadi, kalau profesi, pekerjaan, dan aktivitas rutin kita menyebalkan, dan bahkan mengesalkan, itu artinya lima hari dalam seminggu adalah hari yang menyebalkan. Itu adalah 71 persen hari dalam seminggu lho. Ini artinya, dominan waktu hidup kita ternyata menyebalkan!

Oh no
! Apa Anda benar mau melewati hidup Anda yang cuma satu kali untuk hidup seperti itu?

Profesi yang asal pilih dan kita jalani karena aspek-aspek kebetulan sering kali bukan profesi yang "gue banget"! Profesi yang enggak gue banget, enggak akan membuat kita menikmati proses menjalankannya!

Jadi, kalau kita mau hidup dalam hidup yang lebih menyenangkan, penuh, dan gue banget, caranya sederhana. Pilih saja profesi yang Anda sendiri bisa sepenuh hati bilang, "Ini gue banget!"

Jadi, bagaimana menyadari atau menemukan sebuah profesi yang gue banget? Profesi yang gue banget dalam rumus saya haruslah merupakan perpotongan dan pertemuan antara tiga aspek, yang saya sebut "PIPO".

Aspek pertama adalah passion, yaitu apa yang Anda suka, apa yang ingin Anda lakukan, dan apa yang memberi makna untuk Anda.

Aspek kedua adalah identity, yaitu apa yang Anda jago (kuasai), apa yang cara kerjanya cocok untuk Anda, dan apa yang gaya kerjanya sesuai dengan life value atau nilai-nilai hidup Anda.

Aspek ketiga adalah payouts, yaitu apa yang Anda dibayar untuk melakukan itu, apa yang menghasilkan pendapatan, dan apa yang bisa membiayai kebutuhan hidup Anda.

Sebuah profesi ideal harus—dan ini tidak bisa ditawar-tawar seperti baju di pasar baru—merupakan gabungan dari ketiga aspek tersebut. Kalau kurang satu aspek pun, profesi itu bukanlah profesi ideal untuk Anda.

Profesi yang Anda jago (kuasai) dan dibayar tetapi Anda tidak suka adalah profesi yang menyebalkan dan membuat Anda jadi hobi "merindukan" hari Jumat.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Cek Syaratnya

Work Smart
HM Sampoerna Tunjuk Ivan Cahyadi Jadi Presiden Direktur

HM Sampoerna Tunjuk Ivan Cahyadi Jadi Presiden Direktur

Whats New
Wapres Minta Manfaat Ekonomi Syariah Bisa Dirasakan Masyarakat

Wapres Minta Manfaat Ekonomi Syariah Bisa Dirasakan Masyarakat

Whats New
Tur Wisata Lebaran Makin Ramai, Ini Strategi Dwidaya Tour Tetap Dorong Transaksi Tahun Ini

Tur Wisata Lebaran Makin Ramai, Ini Strategi Dwidaya Tour Tetap Dorong Transaksi Tahun Ini

Whats New
Rupiah Tertekan, 'Ruang' Kenaikan Suku Bunga Acuan BI Jadi Terbuka

Rupiah Tertekan, "Ruang" Kenaikan Suku Bunga Acuan BI Jadi Terbuka

Whats New
Hana Bank Catat Laba Bersih Rp 453 Miliar, Total Aset Naik

Hana Bank Catat Laba Bersih Rp 453 Miliar, Total Aset Naik

Whats New
Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Whats New
Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Whats New
HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

Whats New
PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

Whats New
Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Whats New
Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Whats New
Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Whats New
Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Whats New
Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com