Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jangan Pernah Menuhankan Perusahaan"

Kompas.com - 17/11/2014, 21:21 WIB
Tabita Diela

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Sosok seorang pemimpin hebat tidak hanya dinilai dari kesuksesannya memimpin perusahaan. Sekaliber apapun perusahaan yang dipimpinnya, kesuksesan tersebut tidak ada nilainya bila keluarga menjadi nomor dua.

Hal ini terungkap dalam seminar "Leadership Mojo" di Jakarta, Senin (17/11/2014) hingga Selasa (18/11/2014). Seminar tersebut dipandu oleh Dr. Marshal Goldsmith (65).

Pria kelahiran Amerika Serikat tersebut menuturkan bahwa tidak sedikit para pekerja di seluruh dunia yang mengorbankan keluarga demi pekerjaan. Padahal, awalnya para pekerja ini bekerja untuk menafkahi keluarga mereka. "Jangan pernah menuhankan perusahaan," ujar Goldsmith di Jakarta, Senin (17/11/2014).

"Itu tidak sepadan," imbuhnya.

Goldsmith menyarankan para ayah dan Ibu yang bekerja, untuk menyediakan empat jam setiap hari bagi keluarganya, atau sedikitnya  dua jam setiap harinya. Menurut Goldsmith, mendengarkan rekan-rekan kerja memang penting, tetapi, mendengarkan dan menyempatkan waktu untuk anggota keluarga  jauh lebih penting.

"Berapa banyak waktu yang biasanya dihabiskan oleh bapak-bapak di Amerika Serikan untuk bersama dengan keluarganya? Di Amerika Serikat antara 7 sampai 15 menit. Di London tidak lebih baik, di Tokyo malah lebih parah," ujarnya.

"Keluarga" yang dimaksud Goldsmith bukan hanya pasangan dan anak-anak. Menghubungi orangtua, meski hanya lewat telepon, juga hal penting. "Mengapa hal ini penting? Pertama, menghubungi orangtua merupakan hal baik bagi mereka. Kedua, hal ini baik bagi Anda. Ketika orangtua meninggal dunia, anak-anak merasa menyesal karena tidak cukup berterimakasih pada orangtuanya. Ketiga, hal ini baik pula untuk anak Anda. Anak Anda melihat apa yang Anda lakukan. Suatu hari nanti, Anda juga akan menjadi tua," ujarnya.

Namun, apa yang menyebabkan keluarga perlu mendapat prioritas dari para pekerja, termasuk para pemimpin perusahaan multinasional? Dalam bukunya bertajuk "Mojo: How to Get It, How to Keep It, How to Get it Back if You Lose It", Goldsmith mengungkapkan bahwa keluarga merupakan salah satu tujuan hidup yang jelas.

Kebanyakan orang kehilangan tujuan hidup mereka dan sulit menemukan kesuksesan dalam karirnya. "Banyak dari kita, khususnya jika bekerja untuk orang lain, bukan untuk diri kita sendiri, telah lupa bahwa kita punya pilihan untuk menentukan tujuan kita sendiri. Namun, kita bekerja di bawah kriteria yang diikatkan orang lain pada kita, yang memberi iming-iming pada kita sehingga tanpa pikir panjang kita berlari bersama orang-orang lainnya. Ketika ini terjadi, kita jarang mengambil kesempatan untuk menentukan kriteria kita sendiri," tulisnya.

Lantas, para pekerja perlu menemukan sendiri tujuan hidup yang dianggap penting dan tetap fokus. Menurut Goldsmith, "hidup terlalu singkat" untuk mengejar tujuan hidup yang tidak jelas.

"Satu hal, bukan tugas saya mengurusi hidup keluarga Anda. Tugas saya hanya meminta Anda memikirkannya. Tanyakan apa yang penting bagi Anda, lantas habiskan waktu untuk hal penting dalam hidup Anda," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com