JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meyakinkan para pengusaha Uni Eropa bahwa aksi penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsi tidak berlangsung lama. Ia menyebut, aksi penolakan masyarakat akan berakhir dalam sepekan.
"Demonstrasi masih terjadi di banyak tempat, tapi menurut saya akan berhenti dalam satu minggu," kata JK dalam acara European Union-Indonesia Business Dialogue di Hotel Shangri La Jakarta, Rabu (19/11/2014).
JK mengakui bahwa kenaikan harga BBM bukanlah kebijakan yang populer. Namun, Pemerintah harus mengambil kebijakan tersebut karena neraca APBN defisit bertahun-tahun akibat subsidi di berbagai sektor yang kurang efektif.
Dengan mengurangi subsidi untuk BBM, kata JK, Pemerintah bisa semakin efektif dalam mengelola anggaran sehingga lebih mudah pula bekerjasama dengan investor.
"Lebih efektif dalam membangun infrasturktur, kesehatan, dan pendidikan. Lebih mudah bekerja sama dengan investor, karena pemerintahan yang efektif," ucap politisi senior Partai Golkar itu.
Selain mempermudah para investor, JK menyatakan bahwa pemerintahan akan menyederhanakan birokrasi perizinan. Ditargetkan, dalam beberapa bulan ke depan Pemerintah selesai membangun pelayanan izin terpadu satu pintu.
Ia juga menyampaikan bahwa pemerintah membutuhkan campur tangan investor dalam mewujudkan program pengadaan listrik 35.000 megawatt.
"Kami butuh lebih banyak infrastruktur, listrik 35.000 megawatt, 40 miliar dollar AS setiap lima tahunnya. Pemerintah akan menawarkan kepada swasta dan kerjasama pemerintah swasta (KPS)" ucap JK.
JK juga menyampaikan bahwa kondisi ekonomi Indonesia saat ini aman dan baik untuk investasi. Angka ekspor barang Indonesia ke Uni Eropa lebih banyak dibandingkan impor. Apalagi, Indonesia memiliki penduduk dalam jumlah besar sehingga baik untuk perkembangan pasar.
“Lihat Siemens, Unilever dan lain-lain yang berkembang bagus. Dan kenapa itu lah saya yakin akan berkembang bisnis di sini dengan baik, ditambah lagi Indonesia memiliki jumlah penduduk tinggi dan sehingga bagus sebagai konsumen," kata JK.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.