Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenaikan BI Rate Dikritik, Ini Pembelaan Agus Martowardojo

Kompas.com - 20/11/2014, 19:34 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menegaskan bahwa tujuan BI menaikkan bunga acuan (BI rate) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 7,75 persen adalah untuk mengendalikan inflasi, menyusul kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

BI menargetkan inflasi tahun depan berada pada kisaran 4 persen plus minus 1 persen. “Jadi secara umum BI mengambil posisi menaikkan BI rate adalah untuk meyakinan inflasi akan ada derange yang kita targetkan 4 persen plus-minus 1 persen di 2015. Kami tidak ingin ekspektasi inflasi jadi tekanan yang mengganggu ekonomi kita,” kata Agus di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Kamis (20/11/2014).

Ia melanjutkan, neraca transaksi berjalan yang lebih sehat bukan berarti harus surplus, melainkan berada pada rentan 3 persen hingga minus 2,5 persen. Di samping itu, Agus mengatakan bahwa BI terus mengamati perkembangan ekonomi Indonesia secara umum.

Sejauh ini bank sentral melihat bahwa dalam satu dua bulan terakhir ada ekspektasi inflasi yang meningkat. Ekspekstasi inflasi ini bisa mendesak target inflasi 5,3 persen di 2014, dan 4,4 persen pada tahun depan.

“Itu semua bisa terdesak oleh ekspektasi inflasi, ini kalau dibiarkan bisa berkelanjutan oleh karena itu BI melihat faktor ekspektasi inflasi ini harus dipatahkan. Ini kalau sudah dipatahkan perlu tindak lanjut pengendalian inflasi oleh pemerintah pusat dan daerah terkait dengan biaya transportasi, pengendalian harga pangan,” tutur Agus.

Sebelumnya, pengamat ekonomi dari Universitas Pasundan Bandung, Acuviarta Kartabi menilai kondisi perekonomian Indonesia masih kaget akibat kenaikan BBM bersubsidi, sehingga kebijakan tersebut tidak tepat.

Acuviarta mengaku tak bisa menerima alasan BI menaikkan suku bunga acuannya dengan dalih pengendalian inflasi. Sebab, peningkatan inflasi saat ini bukan dorongan peningkatan permintaan melainkan inflasi akan naik akibat kenaikan harga BBM subsidi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com