Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko Kemaritiman: “Manusia Perahu” Derawan Ancam Kedaulatan NKRI

Kompas.com - 21/11/2014, 20:40 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Koordinator Kemaritiman, Indroyono Soesilo, mewanti-wanti pemerintah dan semua pihak untuk serius menyikapi 400 “manusia perahu” yang ada di Tanjung Batu, Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.

Keberadaan orang-orang bersuku Bajo--yang berasal dari Malaysia dan Filipina itu--menurut Indroyono bisa mengancam kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dia merujuk kasus lepasnya Pulau Sipadan-Ligitan, yang diambil Malaysia.

"Mereka ini berkewarganegaraan Filipina dan Malaysia, masuk ke Derawan. Kalau nanti banyak seperti ini datang dari Malaysia maupun Filipina ke Derawan, nanti suatu saat kejadiannya adalah lama-lama Derawan menjadi pulau orang lain,” tutur Indroyono, Jumat (21/11/2014).

Indroyono menjelaskan, saat kasus Sipadan-Ligitan dibahas di Mahkamah Internasional di Den Haag, hakim mahkamah hanya bertanya sederhana. “Ternyata para hakim gampang nanyanya, selama ini anak-anak ini yang memelihara siapa. Mereka bilang yang memelihara Malaysia. Ya sudah, menjadi milik Malaysia,” ujar dia.

Para hakim Den Haag, kata Indroyono, menggunakan analogi ibu memelihara anak. Dalam kasus Sipadan-Ligitan, orang-orang tersebut mengaku mereka dipelihara oleh Malaysia. “Putus langsung. Berarti kemudian menjadi punya Malaysia. (Derawan) Ini harus hati-hati, kalau tidak kita perhatikan," tegas dia.

Indroyono memastikan saat ini kondisi di Derawan sedang dikaji mendalam oleh jajarannya, terutama terkait kewarganegaraan para "manusia perahu" yang banyak ada di sana. "Yang jelas mereka tidak bisa berbahasa Indonesia. Ini (mengancam) kedaulatan kita, masa dengan NKRI,” ujar dia.

Kementerian Kelautan dan Perikanan, ujar Indroyono, berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri serta Kedutaan Besar Malaysia dan Filipina. Indroyono menambahkan, kajian awal untuk menyudahi masalah “manusia perahu” ini penggunaan solusi deportasi ke negara asal mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com