Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inflasi November 1,5 Persen

Kompas.com - 01/12/2014, 11:35 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Badan Pusat Statistik melansir indeks harga konsumen November 2014 sebesar 1,5 persen. Sementara untuk inflasi tahun kalender mencapai 5,75 persen, inflasi tahun ke tahun (YoY) sebesar 6,23 persen, inflasi komponen inti November 2014 sebesar 0,4 persen, dan inflasi inti tahun ke tahun sebesar 4,21 persen.

Kepala BPS Suryamin mengatakan dibandingkan dengan inflasi pada Juni 2013 lalu, di mana pemerintah juga menaikkan harga BBM bersubsidi, inflasi November menunjukkan waktu yang diambil pemerintah tepat.

“November biasanya deflasi, maka inflasi pun sedikit. November belum kena dampak seluruh hari. Harga 12 hari terakhir saja yang harga baru. 18 hari pertama masih harga Rp 6.500 (premium). Ini menunjukkan timing kenaikan harga BBM penting diperhatikan, terbukti inflasi November 2014 rendah,” kata Suryamin dalam paparan, Senin (1/12/2014).

Catatan BPS pada tiap November biasanya indeks harga konsumen tercatat rendah, bahkan pada November 2009 lalu mengalami deflasi 0,03 persen. Suryamin memaparkan, pada November 2010 inflasi sebesar 0,6 persen, pada November 2011 sebesar 0,34 persen, November 2012 sebesar 0,07 persen, dan pada November tahun lalu inflasi tercatat 0,12 persen.

“Sebanyak 82 kota IHK seluruhnya mengalami inflasi, karena dampak kenaikan BBM sudah tergambar. Inflasi tertinggi terjadi di Padang sebesar 3,34 persen, dan inflasi terendah ada di Manokwari 0,07 persen,” imbuh Suryamin.

Menurut kelompok pengeluaran, inflasi bahan makanan pada November 2014 tercatat cukup tinggi sebesar 2,15 persen. Bahkan lanjut Suryamin, inflasi tahun kalender untuk kelompok bahan makanan tercatat mencapai 7,12 persen, sedangkan inflasi bahan makanan dari tahun ke tahun (YoY) sebesar 7,97 persen.

“Ini walaupun menghasilkan inflasi 1,5 persen (cukup rendah), tapi komoditi bahan makanan harus hati-hati,” lanjut dia.

Inflasi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau pada November 2014 tercatat 0,71 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,49 persen, kelompok kesehatan inflasi 0,43 persen. Sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga inflasi 0,08 persen.

“Kelompok sandang mengalami deflasi 0,08 persen karena harga emas perhiasan (turun). Kelompok tranportasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami inflasi 4,29 persen, biaya ATM yang juga sudah berdampak,” ucap Suryamin.

Lebih lanjut dia menjelaskan, menurut komponennya, inflasi umum November 2014 tercatat sebesar 1,5 persen, inflasi komoditi inti sebesar 0,4 persen, inflasi akibat harga yang diatur pemerintah sebesar 4,2 persen, dan harga bergejolak sebesar 2,37 persen.

Inflasi energi yang terbentuk dari kenaikan harga bensin, solar, listrik, serta LPG sebesar 6,27 persen.

Sementara itu inflasi tahun ke tahun (YoY) menurut komponennya tercatat inflasi umum sebesar 6,23 persen. Inflasi komponen inti YoY sebesar 4,21 persen yang menunjukkan bahwa fundamental ekonomi masih cukup baik. “Inflasi komponen inti masih di bawah inflasi umum,” kata Suryamin.

Inflasi tahun ke tahun harga diatur pemerintah cukup tinggi mencapai 11,39 persen, inflasi harga bergejolak sebesar 7,06 persen, sementara inflasi YoY komponen energi mencapai 15,85 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com