Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Melandai, Impor Minyak RI Turun 39,8 Juta Dollar AS Per Oktober

Kompas.com - 01/12/2014, 15:51 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai impor Indonesia pada Oktober 2014 sebesar 15,33 miliar dollar AS, turun 218,4 juta dollar AS (1,40 persen) dibanding sebulan sebelumnya yang tercatat sebesar 15,54 miliar dollar AS.

Hal tersebut disebabkan oleh turunnya nilai impor migas sebesar 2,03 persen, dan turunnya impor non-migas sebesar 1,21 persen dibanding September 2014. Pada bulan Oktober, impor non-migas tercatat sebesar 11,75 miliar dollar AS, sedangkan pada September 2014 tercatat sebesar 11,89 miliar dollar AS.

Adapun impor migas turun, dari 3,65 miliar dollar AS pada September 2014, menjadi 3,58 miliar dollar AS pada Oktober 2014. Kepala BPS Suryamin menyampaikan, penurunan impor migas dipicu turunnya nilai impor minyak mentah sebesar 25,6 juta dollar AS (2,92 persen), hasil minyak sebesar 14,2 juta dollar AS (0,56 persen), dan gas sebesar 34,2 juta dollar AS (13,41 persen).

"Kumulatif Januari-Oktober 2014, nilai impor Indonesia mencapai 149,7 miliar dollar AS, atau turun 6,321 miliar dollar AS (4,05 persen) dibanding periode yang sama tahun sebelumnya," kata Suryamin dalam paparan, Senin (1/12/2014).

Penurunan pada sektor migas sebesar 508,5 juta dollar AS atau sebesar 1,37persen dan non-migas sebesar 5,812 miliar dollar AS (4,89 persen) menjadi pemicu penurunan nilai impor tersebut.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo menerangkan, turunnya harga minyak dunia menyebabkan nilai impor migas turun. "Harga minyak (dunia) turun sehingga turunnya (nilai impor migas) juga lumayan," kata dia.

Untuk diketahui, selama 13 bulan terakhir, nilai impor migas tertinggi tercatat pada Desember 2013 dengan nilai mencapai 4,22 miliar dollar AS, dan terendah terjadi pada Juni 2014 sebesar 3,39 miliar dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com