“Saya kira, kami melihat dari strategi ke depan Pertamina untuk bisa mengembangkan bisnis di hulu lebih baik. Potensinya, (pertama), Blok Mahakam, dan kedua memulai gas di Jambaran,” sebut Dwi, Senin (8/12/2014), ketika ditanya soal rencananya bila kemungkinan tak membagi dividen itu bisa terlaksana.
Selain itu, lanjut Dwi, Pertamina sekarang juga sedang membuat kajian soal potensi kilang Trans Pacific Petrochemical Indotama di Kabupaten Tuban. “Mudah-mudahan nanti kita lihat keekonomiannya bagus,” ujar dia.
Andai benar-benar bisa terbebas dari kewajiban menyetor dividen, Dwi juga punya rencana membangun fasilitas penyimpanan minyak dan gas di darat. Fasilitas penyimpanan terapung di laut yang sekarang dipakai Pertamina, ujar dia, butuh biaya operasional besar.
Dengan punya storage facilites di darat, papar Dwi, stok bahan bakar minyak nasional bakal meningkat menjadi minimal 30 hari, tak seperti sekarang yang hanya di kisaran 15 hari sampai 18 hari. “Mudah-mudahan kalau bisa dibangun di darat, tentu bisa meningkatkan efisiensi di dalam supply-chain,” kata dia.
Dwi berharap peningkatan kapasitas kilang itu bisa rampung dalam 3 hingga 4 tahun. "Pertamina akan memperkuat hulu. Hulu akan kami dorong, karena hulu kita butuhkan lebih kuat," kata dia.
Meski demikian, Dwi mengatakan Pertamina juga tetap akan memperkuat ritel dengan cara membangun infrastruktur tata niaga. Menurut Dwi, "pertempuran" yang sesungguhnya akan ada di kegiatan ritel.
“Termasuk pembangunan energi baru terbarukan, kami juga akan fokus di sana, bekerja sama dengan asosiasi yang beranggotakan banyak pihak. Semua itu kami akan fokus untuk tingkatkan profesionalisme, dan kemampuan SDM di engineering research kami akan dorong lebih maju lagi. Itu membutuhkan pembiayaan cukup besar,” papar Dwi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.