“Plus ada ekspektasi kemungkinan hasil rapat hari-hari ini dari Federal Open Market Committee 16-17 Desember 2014, yang tentunya nanti akan memberikan arahan seperti apa nanti prospek selain penghentian dari stimulus moneter, juga bagaimana reaksi otoritas moneter terhadap ekonomi di AS,” kata dia, Jakarta, Selasa (16/12/2014).
Bambang lebih lanjut menuturkan, perbaikan ekonomi AS akan menarik investasi dari emerging market kembali ke AS. Istilahnya, kata Bambang, dollar pulang kampung. “Karena dollar yang selama ini tersebar ke yang dianggap prospektif, untuk sementara ini kembali ke AS karena ada prospek yang baik,” imbuh dia.
Bambang mengatakan, apresiasi dollar AS berakibat ke semua mata uang negara di dunia. Per 15 Desember 2014, pelemahan rupiah secara harian sebesar 2 persen. “Rubel mengalami pelemahan 10,2 persen, Lira Turki melemah 3,4 persen. Yang lebih baik dari kita Brazil yang melemahnya 1,6 persen,” kata Bambang.
“Kalau kita ambil year to date (ytd), artinya posisi awal tahun sampai hari ini, pelemahannya rupiah adalah 4,5 persen, Ruble 48,8 persen, Lira Turki 8,9 persen, dan Peso Brtasil 12,4 persen,” kata dia lagi.
Melihat kondisi tersebut, Bambang mengatakan pelemahan nilai tukar merupakan fenomena global dan bukan hanya dialami rupiah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.